Minggu, 01 November 2015

Pengembangan serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS) Elaedobius kameranicus




Untuk lebih mengintensifkan penyerbukan di perkebunan kelapa sawit, maka mulai tahun 1983 diperkenalkan serangga penyerbuk kelapa sawit yang diimpor dari kamerun, Afrika. Nama serangga tersebut adalah Elaeidobius kameranicus. Kumbang ini termasuk ordo Coleoptera dengan panjang 4 mm, lebar 1,5 mm dan berwarna coklat kehitaman ( Tim Penulis PS, 1996).
Mengingat predator larva Elaeidobius sangat banyak seperti tikus, semut dan lainya maka perusahaan melakukan tindakan penangkaran telur SPKS agar aman dari serangan predato tersebut. Langkah langkah penangkaran SPKS yaitu: pembuatan penagkar dengan menggunakan bahan triplek dan jaring kawat dibuat segi 4. Gambar tempat penangkaran SPKS dapat dilihat pada Gambar 11, Pengambil bunga jantan yang ada telur Elaeidobius dari areal. Setelah itu dimasukkan dan digantung dalam kotak penangkaran dan setalah kumbang dewasa kumbang dapat keluar melalui jari-jari lubang kawat dan terbang bebas ke areal.



 Gambar 11. Tempat penangkaran Elaeidobius kameranicus

Sabtu, 31 Oktober 2015

Serak janjangan kosong dan organisasi pelaksanaanya



alat yang digunakan dalam pengaplikasian jangkos adalah angkong dan gancu. Jangkos diangkut dari pabrik menggunakan truk pengangkut buah. tiap truk rata-rata membawa 5-6 ton jangkos dan dijatuhkan di pinggir jalan collection road  (CR) pada blok yang akan diaplikasikan.
Teknis pengaplikasian jangkos pada TM adalah jangkos yang berada dipinggir jalan diangkut dengan menggunakan angkong ke dalam areal, selanjutnya disusun rapi di atas pelepah atau di antara pokok di pasar mati tetapi tidak boleh dilakukan di piringan karena akan mengganggu pada saat pengutipan brondolan dan menyulitkan kegiatan pada saat pemotongan buah. penyusunan jangkos di lapangan hanya satu lapis (tidak boleh berlapis-lapis) untuk menghindari serangan hama Oryctes rhinoceros. Jika jangkos disusun berlapis, maka media tempat tumbuh Oryctes rhinoceros akan semakin bagus karena hama tersebut lebih menyukai tempat yang lembab.
 norma kerja apliksai jangkos adalah  titik/hk. pretasi kerja penulis sama dengan prestasi karyawan. berikut disajikan gambar aplikasi jangkos di lapangan

serak solid








Serak abu boiler












Sensus bung buah
Sesus bunga buah atau sensus produksi merupakan salahsatu pekerjaan penting dalam rangka pengendalian dan pengolahan kebun secara keseluruhan. Hasil sensus produksi akan sangat menentukan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh manajemen kebun  (GM, Manajer dan Asisten) dalam pengendalian biaya dan penekanan (losses) produksi, selain itu angka sensus produksi tahun berjalan dan penentuan anggaran produksi berikutnya.

pelajaran tentang PANEN DAN PENGANGKUTAN KELAPA SAWIT






MATERI PELATIHAN
BMDP A


PANEN DAN PENGANGKUTAN
KELAPA SAWIT

P A N E N


PENDAHULUAN

Penentuan sistem panen pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk memperoleh jumlah minyak (redemen) yang tinggi serta mutu minyak baik atas pertimbangan kandungan ALB (FFA) yang rendah.  Tujuan ini dapat dicapai dengan mengikuti ketentuan panen yang telah ditetapkan seperti kriteria panen, rotasi panen, pengumpulan brondolan, dan lain-lain.  Tandan yang telah dipanen harus diangkut pada hari yang sama ke pabrik dan diolah pada hari itu juga.

Secara sistematis tujuan  panen adalah FFB Quantity, FFB Quality, dan Completely Harvesting.  Completely Harvesting adalah panen yang dilakukan dengan sempurna. Tidak ada buah masak yang tidak dipanen dan buah mentah yang dipanen.  Demikian juga untuk pengutipannya tidak ada yang tertinggal di areal.  Pekerjaan ini sangat erat hubungannya dengan kualitas pengawasan, sistem pembayaran dan premi, serta sistem denda.



Isosceles Triangle: HARVESTING

                                                  FFB  Quality
  Completely Harvesting                                 FFB Quantity

FFB Quantity berhubungan erat dengan infrastruktur, jumlah tenaga pamanen, produktivitas pemanen, dan potensi yield/ ha.

Sedangkan FFB Quality berhubungan erat dengan rotasi / pusingan panen, kualitas jalan, pengawasan, dan sistem grading yang dilaksanakan di lapangan, serta sistem evakuasi buah dari piringan ke TPH maupun transport dari TPH ke PKS .


A.                ORGANISASI DAN METODE PANEN

A.1.     Organisasi  Panen

Panen adalah kegiatan memotong tandan buah pada tingkat kematangan yang optimum, mengutip semua brondolan yang jatuh berada di dalam atau di luar piringan, kemudian mengumpulkannya ke tempat yang sudah disediakan yang disebut dengan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), ukuran 2x 3 m yang letaknya diujung pasar pikul di pinggir jalan Collection Road (CR), masing –masing dengan jarak 3 rintis untuk 1 TPH, kedua kegiatan ini harus dilaksanakan pada hari yang sama.





Tanggal Pelaksanaan Permulaan Panen
Kelapa sawit yang ditanam di satu areal atau blok tertentu dapat dialihkan dari TBM ke TM apabila 60% dari tegakannya sudah berbuah dengan berat tandan rata – rata 3-3,5 kg.  Tandan buah disebut matang panen apabila brondolannya telah lepas dan jatuh secara alami dari tandannya. Banyaknya brondolan yang lepas dan jatuh seperti itu per kesatuan berat tandan ditentukan sesuai dengan tingkat kematangan yang diinginkan untuk masing –masing kelompok umur tanaman.

Tandan yang sudah dipanen disebut Tandan Buah Segar (TBS).  Perlu diingatkan bahwa setiap kali pemutasian TBM ke TM harus dilakukan oleh Manager dan RC guna memastikan penentuan tanggal pelaksanaan panen pertama.  Pada kondisi normal, panen dapat dimulai setelah 28 atau 30 bulan sejak penanaman .

Kebutuhan pemanen dan pembrondol
Menentukan kebutuhan pemanen dan pembrondol adalah sangat penting dalam kaitannya dengan jumlah rumah yang harus disediakan/dibangun. Pada dasarnya jumlah pengutip brondolan diperhitungkan 1:1 dimana pada muslim low crop bisa lebih sedikit dari jumlah pemanen .

Untuk pamanen dan pembrondol harus diupayakan sebagai karyawan tetap (SKU), namun pada situasi tertentu untuk pengutip  brodol sebagian dapat mengunakan karyawan lepas secara borongan yang basis dan harga per  kg nya ditentukan oleh VPA.

Dasar penentuan tenaga panen untuk setiap kebun kelapa sawit dihitung berdasarkan produksi TBS setahun, brondolan, output dan hari efektif setahun.dengan perhitungan sbb :

                Kebutuhan pemanen = Total produksi TBS setahun – brondolan
                                                      Rata-rata output pemanen x Hari efektif setahun.

Misalkan produksi satu kebun 57.000 ton  per tahun dengan  persentase brondolan 10 %  dan rata-rata output 1.750 kg dan hari efeftif setahun 280 hari maka pemanen yang harus disediakan sbb :

                        57.000 ton –5.700 ton       = 105 Orang
                        1,75 ton x 280 hari

Untuk keperluan perencanan jumlah pemanen pada areal baru berhubung produktivitas pemanen secara rata-rata belum didapatkan, dapat dilakukan perkiraan sbb:

Panen dengan dodos  - 0.04 HK/ Ha, untuk areal datar manual .
Panen dengan dodos – 0.06 HK / Ha, uantuk areal gambut berbukit.

Mandoran Panen

Dalam Operasional panen memakai dua jenis paket yang disesuaikan dengan kepentingan dan persediaan tenaga kerja di kebun :
ü  System 1 Paket .
Pemanen harus bertanggung jawab terhadap pengambilan buah, pengutipan brondolan secara sekaligus dan biasanya dibantu oleh keluarganya untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan yang biasa disebut dengan family system.

ü  Sistem 2 Paket
Sistem ini dilaksanakan dengan pemisahan antara geng pemanen & pengutip brondol yang masing –masing  bertanggung jawab dengan tugas yang ditentukan, pemanen tugasnya mengambil buah, penyusunan pelepah dan membawa buah ke TPH sementara pengutip brondol hanya terbatas terhadap kebersihan pengutipan brondolan dan  memastikan brondolan tidak tercampur dengan berbagai kotoran, seperti sampah dan kotoran lain dan menempatkannya pada TPH sesuai takaran yang ditentukan .

A.2.    METODE PANEN

1.      Untuk pelaksanaan pekerjaan panen maka dilakukan pembagian pusingan untuk masa 6 hari.  Jadi setiap divisi membagi areal panen menjadi enam bagian mulai hari Senin sampai dengan Sabtu  
2.      Setiap mandor panen membawahi 10 –15 pemanen (jumlah pemanen tergantung topografi)
3.      Ada 2 macam sistem pembagian ancak panen yaitu :
·         Ancak giring, yaitu semua pemanen dalam melakukan pekerjaannya digiring oleh mandor panen untuk pindah dari satu barisan yang ditentukan kebarisan lainnya .
Keuntungan :
Memudahkan pengawasan & transport TBS dan hasil panen cepat keluar
Kerugian :
Kebersihan areal panen kurang terjamin, perpindahan memakan waktu dan  menambah jarak tempuh pemanen .
·         Ancak tetap, yaitu semua pemanen dibagi menjadi ancak tetap dan pada setiap pusingan tetap mengerjakan panen pada tempat tersebut.
Keuntungan :
Kebersihan areal lebih terjamin karena identifikasi ancak pemanen mudah dan pemanen tidak selalu sering berpindah.
Kerugian :
Menyulitkan transport TBS, karena buah tidak terkonsolidasi pada satu hamparan tetapi terdapat di banyak jalan & tempat, akibat kemampuan pemanen cenderung sangat berbeda, kemungkinan jalan rusak tinggi karena sering dilalui kendaraan secara hilir mudik.
4.      Dalam melakukan panen maka si pemenen diberikan pengarahan untuk pemotongan pelepah dengan suatu ketentuan dan juga standart untuk   pemanen yaitu:
ü  Tanaman muda            :  dua pelepah dibawah tandan harus tinggal (songgo dua )
ü  Tanaman tua                :  satu pelepah dibawah tandan harus tinggal (songgo satu)

5.      Dalam pelaksanaan panen yang dilakukan akan terlihat kondisi pelepah – pelepah yang rusak dan untuk itu tindakan yang dilakukan adalah:
ü  Pelepah rusak /sengkleh karena panen, harus dibuang dari pohon .
ü  Pelepah rusak /sengkleh karena pelepah layu secara alami, dibuang pada waktu dilakukan penunasan.








6.      Pelaksanaan Panen
ü  Pusingan panen dijaga antara 7-8 hari disesuaikan dengan kondisi buah, sehingga  % brondol terhadap  janjang 7 –10 %.  Hal ini perlu, guna menjaga mutu CPO yang dihasilkan yang terbaik dengan rendemen tertinggi & FFA terendah serta keseimbangan biaya terjaga sehingga jangan terlalu banyak waktu untuk mengutip brondolan di piringan.
ü  Buah harus diletakkan oleh pemanen di TPH secara beraturan pada tempat yang telah ditentukan (TPH yang bernomor). Interval TPH adalah setiap tiga pasar rintis adalah satu  TPH (3:1)
ü  Pemanen dalam setiap hari harus diusahakan terkonsentrasi jangan terpencar- pencar dari satu mandoran dengan mandoran lainnya, dan juga arah majunya dari satu kapvelt ke kapvelt lainnya diusahakan menurut atau melawan putaran jarum jam, kedua aspek ini perlu dalam rangka efisiensi transport.
ü  Menghindari adanya potongan –potangan ancak panen di satu mondoran artinya di usahakan agar satu kadvelt selesai di potong dalam satu hari .
ü  Sesudah selesai dipotong satu pasar rintis pemanen harus langsung mengeluarkan buah ke TPH.  Hal ini agar transport buah sudah dapat dimulai paling lambat pkl. 08.30 setiap hari, oleh karena itu krani panen harus secepatnya memeriksa dan menerima buah dengan pemberian tanda pemeriksaan. Tidak dibenarkan kendaraan menunggu krani transport, tetapi krani transport yang menunggu kendaraan .
ü  Realisasi tonase buah yang dipotong setiap hari harus hampir sama dengan tonase taksasi buah yang dibuat kemarin sorenya dengan cara  mandor harus terlebih dahulu melaksanakan sensus produksi harian, hal ini diperlukan untuk tepatnya pengaturan & penentuan jumlah pemanen, kendaraan yang akan disediakan.
ü  Panen buah hari minggu sebaiknya dihindari untuk memberikan kesempatan waktu untuk perbaikan alat –alat transport buah dan kesempatan istirahat kepada para pemanen, sopir, dan kernet.

Setelah diketahui sistim panen yang akan dilakukan maka dilakukan cara panen yang baik dengan penerapan disiplin panen yaitu:
1.      TBS yang matang wajib panen :
a         Tidak ada buah mentah yang dipanen
b        Tidak ada buah matang yang tertinggal di pohon, piringan, dan gawangan
c         Buah diangkut ke TPH dan disusun rapi
d        Tidak menyusun janjang busuk / kosong di TPH sehingga terbawa ke PKS
2.      Potong pelepah harus dilakukan dengan cara mepet ke pokok dan membentuk tapak kuda  miring keluar.  
3.      Pelepah yang sudah dipotong disusun rapi menyebar di gawangan mati dan diantara pohon tidak boleh mengganggu jalan rintis dan piringan dan susunannya berbentuk L.
4.      Tangkai tandan dipotong mepet didalam blok dengan membentuk huruf V.
5.      TBS dan brondolan yang telah dikutib diangkut dan disusun rapi antara 5 atau 10 buah per baris, di TPH yang telah ditentukan dengan mecantumkan nomor pemanen, jumlah janjang dan nomor pembrondol.
6.      Untuk meningkatkan mutu, maka brondolan di beri alas (goni ex pupuk)
7.      Diusahakan seminimal mungkin pelukaan buah pada waktu memotong buah, membawa ke TPH, mengangkut ke truk serta buah tidak kotor karena bercampur tanah, pasir atau sampah, begitu pula dengan brondolan karena hal tersebut akan mempengaruhi kenaikan FFA


B.                 KRITERIA & MUTU PANEN

Kriteria matang panen ditentukan pada saat kandungan minyak maksimal dalam daging buah dan kandungan asam lemak bebas serendah mungkin dan yang umum dipergunakan sekarang adalah apabila dari tandan telah terdapat 2 brondolan telah lepas secara alami per kg tandan yang dipanen (contoh:  tandan berat 15 kg, telah membrondol 30 butir).  Dengan kriteria ini akan diperoleh TBS yang kematangan paling optimal yaitu fraksi 2 dan 3 dengan rendemen 23 – 24 %.

Tingkat kematangan tandan ini ditentukan oleh derajat kematangan buah yang dikenal dengan fraksi tandan, yaitu persentase buah luar yang membrondol dengan kriteria sebagai berikut :

Fraksi
Kematangan
Jumlah brondolan yang lepas / tandan
Derajat
0
Brondolan lepas < 3 per tandan, buah warna hitam
Mentah
1
Diantara 3 per tandan s/d < standart minimum
Kurang Matang
2-3
Antara 2 butir s/d 50 % brondol lepas dari tandan
Matang
4
Membrondol > 50 % dari total brondol di tandan
Lewat Matang
5
Brondol tersebar s/d tidak ada sama sekali di tandan
Janjang Kosong

Untuk memperoleh mutu panen yang baik, diperlukan perhatian hal-hal sebagai berikut:

a         Berat TBS yang di panen minimal 3 kg per tandan
b        Pemotongan buah dapat dilakukan bila di piringan telah dijumpai 2 butir brondolan untuk setiap kg TBS yang lepas secara alami
c         Brondolan yang terdapat dipiringan dan ketiak daun pelepah harus dikutip dan diangkut ke TPH.
d        Gagang / tangkai buah yang tertinggal ditandan, dipotong sependek mungkin untuk TBS yang beratnya dibawah 15 kg, dan dipotong berbentuk (V)/ mulut kodok untuk tandan yang beratnya > 15 kg.
e         Tandan Buah Segar (TBS ) yang terdapat di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) harus matang panen dan buah mentah tidak boleh ada .
f         Di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) tidak diperkenankan adanya janjang kosong.
g        Tandan Buah Segar (TBS) yang dipanen hari itu juga dalam waktu 24 jam harus diangkut ke PKS dan tidak diperkenankan bermalam di TPH (Restan).
h        Buah dan brondolan yang dikirim ke PKS harus bersih, dan tidak bercampur dengan pasir serta sampah lainnya.
i          Untuk brondol lepas disusun disamping TBS yang harus dilapisi dengan karung goni ex pupuk yang telah dibelah .

Dalam proses pengiriman TBS dari kebun ke pabrik dipandang perlu mengadakan pemeriksaan mutu TBS yang diterima di PKS dengan cara penggolongan buah berdasarkan tingkat kematangan sesuai standart fraksi yang telah ditentukan perusahaan, langkah ini dilakukan agar dapat mewujudkan perolehan kwantitas dan kwalitas minyak yang dihasilkan sebagai acuan /data awal guna pengambilan langkah perbaikan yang diperlukan oleh kebun dan pabrik , apabila ditemukan penyimpangan dari standart kematangan buah minimum yang telah ditentukan oleh perusahaan.




Untuk perkebunan Sinar Mas Standart Mutu Panen yang ditentukan sebagai berikut:

1.      Kematangan dan % Berondolan lepas
Gologan
Target %
Buah Mentah
0%
Buah Kuran Matang
Max 5%
Buah Matang (Memuaskan)
Min  85%
Buah Terlalu Matang
Max 5%
Buah Janjang Kosong
Max 1%
Total Buah  Nomal
Min 96%
Pathenocarpy
Max  1%
Buah keras (Hard Bunch)
Max 3%
Total Buah Abnormal
Max 4%
Grand Total
100
Brondolan lepas
7-12 %

2. Kerusakan Akibat Digigit Tikus
Kategori
Target
Tidak Rusak
Min 95 %
Kerusakan Ringan
Max 5 %
Kerusakan Berat
0
Total
100


C.        PENYEBARAN PANEN 

Menghitung penyebaran panen pada tanaman kelapa sawit merupakan salah satu pekerjaan sehari –hari (rutin) yang dikerjakan sehari sebelum panen dilaksanakan.  Pemeriksaan ini sangat sederhana yaitu menghitung penyebaran pokok yang  tandannya sudah dapat panen besoknya menurut kreteria yang telah ditentukan.  Misalnya diperoleh angka 3 maka ini berati dari setiap hektar yang berisi 143 pokok, akan dapat dipanen atau dikunjungi 143 / 3 = 48 pokok/Ha. Makin rendah angka penyebaran panen berarti makin banyak pokok yang akan dapat dipanen. 

Jika rata- rata berat tandan dari blok tersebut diketahui atau dapat ditaksir beratnya dan perbandingan jumlah tandan terhadap pokok yang akan dipanen dapat ditaksir (indeks panen tandan) dengan cara perhitungan antar jumlah tandan panen terhadap pokok panen, maka dengan mudah akan dapat ditaksir berapa ton tandan yang akan diperoleh.  Dengan demikian akan dapat ditaksir berapa jumlah pemanen yang diperlukan dan jumlah truck yang dibutuhkan untuk pengangkutan.

Dibawah ini akan diuraikan metoda kerja yang dilakukan pada tanaman muda, guna mengetahui kisaran angka penyebaran panen dengan system panen sekali seminggu (6/7), indeks panen tanda pada perkembangan rata –rata berat tandan . Demikian juga dengan iklim fluktuasi produksi bulanan (% penyebaran panen bulanan).





1.Pedoman dan cara perhitungan tandan buah matang

Dilaksanakan secara harian yang diperlukan guna pengaturan tenaga panen dan permintaan jumlah kendaraan untuk angkut TBS serta pengaturan pengolahan di pabrik. 

Langkah –langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a         Dibutuhkan sample minimal 2 ancak pemanen per mandoran yang diharapkan telah mewakili seluruh ancak yang dipanen pada keesokan harinya.
b        Pemeriksaan / pencatatan dilaksanakan terhadap buah yang dapat dipanen sesuai kriteria panen fraksi 2, 3 dan 4 serta menghitung jumlah pokok yang dapat dipanen, jumlah pokok yang menjadi sampel .
c         Pemeriksaan dilaksanakan oleh masing –masing mandor pada siang hari manjelang usai panen pada hari itu tanpa ada penambahan tenaga khusus, dan mencatat pada form yang disediakan yakni jumlah tandan masak, jumlah pokok dapat dipanen, dan jumlah pokok sampel yang diperiksa.
d        Dari data yang terkumpul akan dapat dihitung “Angka Kerapatan Panen”, guna dasar perhitungan taksasi panen pada keesokan harinya dengan rumus berikut:

AKP = Jumlah Tandan Buah / Jumlah Pokok Sampel

Dari AKP, dan data lain seperti luas ancak panen, jumlah pokok keseluruhan rencana panen dapat diketahui taksasi produksi dengan contoh berikut:
Misal; pokok periksa 715 pokok dengan jumlah tandan masak 240 buah, luas panen 120 Ha, dengan rata –rata populasi 143 pkk/Ha, dengan berat tadan rata –rata 18 kg /tandan maka taksasi produksi untuk keesokan harinya adalah:

                        120  Ha x  143  pkk/ Ha x  240 tandan   x 18 kg  = 103.680 kg.
715 pkk


2.Pedoman dan Cara Perhitungan Bunga Betina & Buah Untuk Meramalkan Produksi

Untuk meramalkan produksi pada periode tertentu, biasanya dilaksanakan 2 atau 3 kali setahun dan harus dilakukan serentak dalam waktu 15 hari sudah harus selesai, untuk 2 kali setahun dilaksanakan pada bulan Juni / Desember sementara untuk 3 kali dilaksanakan April /Agustus / Desember, dengan cara berikut:

a         Dibutuhkan sample sekitar 5 % dari jumlah luas areal TM yang dapat mewakili seluruh ancak yang dipanen pada areal divisi / kebun, dilaksanakan oleh team yang terdiri dari 2 orang, satu orang menghitung /melihat keadaan buah dan yang lain mencatat, kebutuhan tenaga tegantung kepada keadaan tanaman, ketinggian dan tophography areal, secara rata –rata prestasinya 0,03-0,05 HK/ Ha.
b        Dari pokok yang akan dipanen, tentukan sample dengan interval 5 baris, misalnya kalau sample pertama dimulai baris ke –5, maka sensus berikutnya baris ke: 10, 15 s/d baris terakir dari block yang diamati.  Pada setiap pengamatan pada baris yang ditentukan catat umur buah 1 s/d 6 bulan, dan juga hitung pokok yang dilalui atas pokok produktif, jantan, dan pokok steril.
c.       Dari  hasil pencatatan atas sensus yang dibuat akan disusun penyusunan taksasi produksi sesuai jadwal sensus yang ditentukan sebelumnya:
d.      Jadwal pelaksanaan sensus

Jadwal                                    Estimasi untuk Buah
01-15 April                              Mei – Juni – Juli -Agustus
01-15 Agustus                         Sept- Okt   - Nop – Desember.
01-15 Desember                      Jan – Februari –Maret –April


e.       Sesuai dengan angka –angka yang didapatkan atas jumlah tandan berdasarkan umur TBS dan jumlah pokok yang di periksa dapat dihitung karapatan penen .

Jumlah Tandan Buah
                                    Jumlah pokok dipanen

Contoh: Tanaman tahun 1992 luas 245 ha, jumlah pokok 35.000 pokok, jumlah pokok yang dihitung 1700 pokok, dengan cadangan TBS umur 5 bulan: 2.091 tandan, umur  4 bulan : 2.500 tandan, umur 3 bulan: 1.800 tandan, umur 2 bulan: 1.750 tandan. Maka perkiraan produksi sebagai berikut :

                        Estimasi Produksi bulan depan    = 35.000/1.700 x 2.091 tandan
                                                                             = 43.050 tandan x 18 kg (BJR)
                                                                             = 774.900 kg

Semua catatan hasil perhitungan buah supaya disimpan sebaik –baiknya di kantor divisi yang sewaktu –waktu dapat diteliti oleh semua petugas yang memerlukan .

3.Penentuan Rencana Taksasi Produksi

Untuk menentukan taksasi produksi, baik per divisi maupun per kebun pertahun tanam didasarkan atas hal- hal sebagai brikut:  

a         Jumlah inventaris pokok
b        Perbandingan realisasi potensi produksi (kg /Ha/ Thn tanam) selama 3 tahun yang lalu dan produksi s/d semester – I tahun berjalan .
c         Perbandingan trend produksi selama 5 tahun atau paling sedikit selama 2 tahun .
d        Perbandingan realisasi produksi dengan jumlah produksi menurut perhitungan bunga 3 tahun lalu dan produksi semester – I tahun berjalan.
e         Memperhitungkan tanaman –tanaman yang bakal menaik / turun produksinya sesuai dengan pertambahan umur tanaman










4.Pengenalan Tandan Buah Sawit Sesuai Umur

Umur setelah   Keadaan /Bunga         Daging
Seludang         Tandan buah                                       Cangkang        Inti                  Embryo
Terbuka
1.Bulan            Buah kecil                   putih kehi        Putih lem         Berupa   
                        berbentuk                    jauan, lunak    but.                  Cairan             Belum terlihat
                        pada tandan                dan bercair
2.Bulan            Tandan Muda              Putih ke           Putih agak       seperti          Belum terlihat.
                                                            Hijauan            Keras .             Agar-agar.
3.Bulan            Tandan Kuning           Kuning ke       Coklat Muda    
                                                            Hijauan            keras                Mengera          Titip putih.
4. Bulan           Tandan                        Kuning ke       Coklat             Putih                Normal
                        Mentah                        Merahan          Keras.              Keras.              3.5 mm.
5. Bulan           Tanda                          Merah Ke-       Coklet             Putih                Normal
                        Masak                          kuningan         tua keras          Keras .             3.5 mm
                        Buah mem                   Merah              Hitam              Putih                Nomal 
                        Brondol                                               keras                keras                2.3.5 mm.

Tabel 1. Perhitungan tandan sesuai kondisi buah

                        Pokok No .5               Pokok No.10              Pokok No 15              Jumlah
Baris               kondisi                        Kondisi                       Kondisi
                        1 2 3 4 5          Jlh       1 2 3 4 5   Jlh              1 2 3 4 5                      Jlh
            5
            10
            15
            20
            25
            30
            35
            40
            45
            50











Tabel 2 Rekapitulasi perhitungan tandan

Luas
jlh
Pengamaatan



                 Estimasi Produksi
Blok
Tanam
(Ha)
Pokok
Pokok
2
3
4
Bjr
JAN
MAR
APRIL
TOTAL
TOTAL
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
11+12+13+14









4x9x10
4x8x10
4x7x10
4x6x10
5
5
5
5

Divisi ,…………/………..2005
Assisten
                       

                                                                                                (………………………………..)

D.        PELAKSANAAN PANEN

Untuk memastikan dan menjaga agar panen dapat terlaksana dengan baik perlu diatur ancak / kaveld panen, yang disesuaikan  dengan tingkat pusingan dan rotasi yang ditentukan.

·         Pengaturan ancak panen

Pembagian ancak panen diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pengawasan pekerjaan panen dan pengangkutan hasil dimana areal panen masing –masing divisi harus terbagi menjadi  6 ancak yang disesuaikan dengan konsep pusingan 6/7 dengan pengertian:  semua areal panen divisi dapat terpanen secara keseluruhan dari senin s/d sabtu, dan pada hari minggu sebagai hari istirahat. Untuk itu Estate Manager harus dapat memastikan dan mempertahankan setiap areal dapat di panen 4 kali per bulan, pada waktu mendekati buah puncak harus diambil tindakan untuk mempercepat rotasi dibawah 7 hari .

Didalam pelaksanaan panen terdapat system:
Ancak panen tetap, dimana setiap pemanen melaksanakan panen areal yang tetap/tertetu dikerjakan secara rutin, dan pemanen harus bertanggung jawab menyelesaikan sesuai luas yang ditentukan setiap hari tanpa ada yang ketinggalan.

Ancak giring, pembagian luas panen disesuaikan dengan kemampuan masing –masing pemanen, dilaksanakan setiap hari, pengaturan oleh mandor panen, secara berurutan guna memastikan semua areal panen pada hari itu sudah terancak secara penuh.  Pembagian areal setiap harinya selalu berubah disesuaikan dengan kerapatan panen dan kehadiran para pemanen, misalnya pembagian ancak setiap pemenen 1- 4 baris dan dapat ditambah kembali setelah ancak pertama dapat diselesaikan.  Penentuan system ancak panen disesuaikan dengan kondisi kesulitan areal dan harus mendapat persetujuan sebelumnya dari Estate Manager.



Pembagian Ancak dengan Kerbau dan Tanpa Kerbau
a        Pembagian Ancak dengan Kerbau   
Tahap I
ü  Jam 07.00-09.00……………..Panen TBS ( kerbau makan)
ü  Jam 09.00-10.00……………..Kerbau angkut TBS ke TPH
Tahap II
ü  Jam 10.00-12.00 ……………….. Panen TBS (kerbau berendam diair / makan )
ü  Jam 12.00-12.30 ………………..Pemanen Istirahat (Makan Siang )
ü  Jam  12.30-14.00………………..Kerbau angkut TBS ke TPH.

Pengaturan waktu diatas bertujuan untuk:
ü  Memberikan waktu istirahat yang  cukup bagi kerbau
ü  Pada jam 10.00 pagi TBS sudah dapat segera dikrim ke PKS





Pelaksanaan panen
ü  Setiap pemanen mendapat luas ancak seluas 5 ha sekali panen
ü  Pagi sebelum melakukan potong buah, pemanen mengikat kerbaunya dekat lokasi panennya, dipilih tempat banyak rumputnya.
ü  Pemanen potong buah dan TBS diletakkan di piringan sebelah pasar pikul, brondolan dikutip dan di letakkan didekat TBS.
ü  Setelah dipanen kerbau menarik gerobak kayu dan memuat TBS dan brondolan di piringan.  Daya muat gerobak kurang lebih 400 kg sekali angkut ke TPH.

Adapun syarat-syarat kerbau sebagi berikut:
ü  Jantan lebih baik digunakan dari pada betina
ü  Umur 2-2,5 tahun
ü  Badan besar
ü  Tidak cacat
ü  Leher besar dan punggung rata
ü  Kaki depan lebih pendek dari kaki belakang
ü  Bila berjalan kaki belakang tidak bersinggungan
ü  Pangkal kaki besar.


b.Pembagian Ancak tanpa Kerbau

Areal panen dalam satu divisi dibagi enam dengan luas yang relatif sama pembagian ancak disesuaikan dengan kondisi /luas areal dan organisasi panen.  Setiap ancak diatur sedemikian rupa sebagai rantai yang berhubung-hubungan untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil.

2.Tempat Pengumpulan Hasil (TPH )
Merupakan suatu tempat yang disediakan bagi  pemanen untuk mengumpulkan TBS dan brondolan.  TBS dan brondolan disusun berjajar dengan rapi untuk memudahkan penghitungan dan pengangkutan.  Ukuran TPH 2 x 3 m pada setiap 6 baris (3 pasar pikul) di sepanjang jalan produksi /collection road.  TPH harus selalu dalam konsisi bersih agar TBS dan brondolan tidak tercampur tanah dan sampah.

3.Pusingan Panen
Pusingan panen disesuaikan dengan penyebaran tandan buah yang akan dipetik, jam kerja atau kebutuhan bahan olah pabrik.  Pada waktu panen rendah, sedang dan puncak pusingan panen masing –masing adalah 5/7 dan 6/7, sejak dengan pusingan tersebut, maka ancak panen dibagi menjadi 5 dan 6 bagian.  Banyaknya TBS yang dipanen dari setiap ancak perhari hendaknya tidak berbeda jauh, untuk itu pengelola kebun harus dapat memastikan setiap areal panen harus dapat di panen minimal 4 kali perbulan .

Pusingan panen (potong buah) erat sekali kaitannya dengan kecepatan kematangan buah.  Perubahan kematangan buah akan menimbulkan perubahan terhadap pusingan panen.  Pada panen tahun pertama pusingan panen 9-10 hari, kemudian pada panen tahun kedua dan seterusnya pusingan panen 7 hari .



4. Peralatan Panen dan Tunas

Alat –alat panen yang lazim digunakan di kebun kelapa sawit antara lain sebagai berikut:
·         Tanaman umur < 8 Tahun
Dodos disesuaikan dengan umur tanaman pada tanaman tahun pertama s/d usia 5 tahun, lebar mata 8 –12,5 cm, untuk tanaman lebih tua dengan dodos lebar mata 14 cm, peralatan panen pendukung seperti kampak, gancu, batu asah dan angkong.

·         Tanaman umur >8 tahun.
·          Tanaman dengan umur lebih dari 8 tahun. Sudah harus menggunakan Egrek sedangkan pemakaian galah bambu biasanya untuk tanaman remaja dengan tingggi kurang dari 6 meter sementara Galah Alluminium  untuk tanaman tinggi lebih dari 6 meter.

Alat –alat lainnya yang diperlukan untuk mengangkut TBS dari dalam ke TPH disediakan disesuaikan kebutuhannya seperti, alat pikul, keranjang, atau goni pukul, kereta sorong /angkong,  kerbau /kereta yang dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan lapangan.

Untuk peralatan pengutipan brondolan, harus disediakan gancu kecil/cokeran pada tanaman muda (<5 tahun), guna mengorek brondolan yang terangkut di ketiak pelepah, ember yang seragam dan karung yang dibelah sebagai alat lapis berondolan di TPH sbb:
Untuk detailnya peralatan panen yang selalu digunakan pada pekerjaan panen sebagai berkut:
§  Dodos kecil (lebar mata 8 –12,5 cm)
Digunakan pada tanaman umur 3 – 5 tahun (panen tahun pertama )
§  Dodos besar (lebar mata 14 cm)
Digunakan pada tanaman umur 5- 8 tahun (tinggi < 4 m )
§  Egrek
Digunakan pada tanaman umur > 8 tahun (tinggi > 4 m)
§  Bambu /galah egrek
Bambu digunakan untuk tanaman dengan tinggi max 6 m
Galah Alluminium digunakan untuk tanaman dengan tinggi > 6 m
§  Tali karet ban dalam
Sebagai pengikat pisau egrek dan sambung galah.
§  Kampak
Digunakan untuk memotong tangkai buah dan pelepah
§  Gancu
Memuat TBS ke angkong
§  Angkong
Melangsir TBS dari pokok ke TPH
§  Gerobak kerbau
Melangsir TBS dari pokok ke TPH (Kapasitas 350-500 kg)
§  Ember brondolan
Tempat takaran brondolan yakni ember anti pecah 22 liter ( 7 kg / ember)






5. Memotong Buah
Metode & Cara Panen

Panen harus diorganisasi sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok akan menjadi kelompok yang kompak, baik untuk memudahkan pengawasan maupun untuk effesiensi pengangkutan TBS.

§  Dodos atau egrek
Sampai dengan pohon ketinggian 2.5 m di atas tanah, panen harus dilakukan dengan memakai dodos.  Bilamana janjang sudah berada diatas 2.5 m diatas tanah maka digunakan egrek .



§  Pembuangan pelepah daun pada waktu panen
Sebelum buah terendah mancapai ketinggian 90 cm dari permukaan tanah harus dihindarkan pembuangan pelepah pada waktu panen.  Selama pohon masih dipanen dengan dodos dengan ketinggian diatas 90 cm, harus diupayakan melakukan panen tanpa memotong/ membuang pelepah.  Dalam hal tidak dapat dihindarkan pemotongan pelepah pada tanaman muda harus seminimum mungkin dengan prinsip harus  mempertahankan jumlah 2 pelepah yang menyangga buah terendah (songgo 2) dan satu pelepah (songgo 1) dibawah janjang terendah pada areal tanaman yang lebih tua dengan panen mengunakan egrek.

Pelepah yang diturunkan harus dipotong mepet (tapak kuda keluar), tidak boleh sengkleh atau tergantung.  Hasil potongan pelepah disusun di gawangan mati dan tidak boleh menutupi piringan, pasar pikul, dan parit.  Pada areal bergelombang & berbukit diupayakan penyusunan pelepah searah countur dengan tujuan menahan erosi.

§  Pelepah daun yang rusak sebagian
Bilamana suatu pelepah ternyata terpotong sebagian pada waktu operasi panen maka pemanen harus membuangnya dan menyusun pelepah sebagaiamana merstinya.
Pada pohon sawit yang memiliki pelepah muda dan layu (sengkleh), maka pelepah tesebut tidak perlu dipotong kecuali telah kering dan mati.

§  Cara Panen
TBS yang dipanen adalah yang telah memenuhi persyaratan kriteria matang panen yaitu 2 butir brondolan lepas per  kg TBS.   Dalam suatu keadaan tertentu apabila tampak bahwa sudah membrondol tetapi di piringan tidak dijumpai brondolan, tandan tersebut dijolok dengan punggung egrek, dan apabila brondolan mudah jatuh, maka tandan tersebut harus dipotong.

§  Pengumpulan TBS di TPH
Buah yang telah selesai dipotong diletakkan dipiringan mengarah ke pasar pikul.  Sebelum diangkat, gagang panjang harus di potong berbentuk V, maksimal panjang 2,5 cm untuk TBS yang di panen dengan egrek, sementara TBS yang dipanen dengan dodos tangkai dipotong semepet mungkin ke pangkal TBS. Buah disusun rapi di TPH secara berbaris 5 atau 10 buah dengan gagang ke atas dan brondolan tertumpuk sesuai takaran beralaskan goni eks pupuk terpisah dengan tandan.


§  Susunan TBS di TPH
Pengangkutan menggunakan crane, TBS harus disusun di TPH secara melingkar dan bertingkat sejumlah 20-24 janjang dengan ketinggian sebannyak 3 lapis, susunan bawah 10 janjang, tengah 8 janjang, dan 6 janjang pada lapisan atas.

Brondolan harus ditumpukkan di dalam goni guna memudahkan pengangkutan ke dalam kotak
Prestasi dari unit kendaraan yang menggunakan crane tergantung jarak ke pabrik secara rata-rata seperti berikut:
§  Mengunakan Crane -Net sekitar 35 Ton .
§  Mengunakan Crane –Crapple sekitar 40 Ton


6.Pengawasan dan Pemeriksaan Panen

 Management harus menentukan bahwa telah terdapat system pengawasan panen yang memadai di lapangan dan pemeriksaan yang cukup untuk pencatatan janjang yang terletak di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)

§  Pengawasan panen di lapangan
Untuk mencapai tingkat pengawasan yang efektif, biasanya satu  orang mandor mengawasi 20-30 pekerja, yang bersangkutan mengawasi sekaligus pekerja panen dan pengutip brondolan.
Maka harus memastikan bahwa semua ancak panen pada mandoran yang dialokasikan kepadanya telah dapat dilaksanakan kegiatan panen dan pengutip brondol secara penuh dipanen pada tingkat standart yang memuaskan, termasuk penumpukkan yang benar terhadap semua pelepah yanng dipotong dan pengangkutan semua hasil pada TPH

Beberapa saat sebelum panen usai, pada setiap hari dilaksanakan pemeriksaan pasca panen yang disebut speksi panen detail, pekerjaan ini dilaksanakan secara rutin terhadap minimum 2 orang pemanen oleh Mandor Panen, Mandor I dan Assisten yang  meliputi pengecekan terhadap buah matang tidak dipanen (buah tinggal), brondolan tidak dikutip, kesalahan terhadap pemotongan pelepah, hasil pemeriksaan di tuangkan dalam bentuk laporan inspeksi seperti bentuk formulir terlampir.

§  Pengawasan di Tempat Pengumpulan Hasil
Untuk setiap satu mandoran panen ditugaskan satu  orang krani produksi yang bertugas untuk menghitung dan mencatat buah dan melakukan penimbangan brondolan secara acak di TPH, guna memastikan tumpukan brondolan sudah benar.

Krani produksi juga mencatat dan melaporkan bentuk kesalahn panen yang terindentifikasi di TPH seperti buah mentah, gagang panjang guna tidak lanjut denda dan pembinaan kepada pekerja yang melakukannya.  Selanjutnya krani produksi berkewajiban memisahkan janjang kosong dan mengupayakan mangecek  sisa brondolan yang masih ada di tandan sebelum dibuang di gawangan mati

Secara rutin setiap hari kerja, pengawasan dan pemeriksaan panen dilaksanakan oleh Askep, Asisten, Mandor I, dan Mandor Panen.  Secara berkala dilaksanakan oleh pimpinan kebun.
Asisten dan Mandor I setiap hari kerja memeriksa pemanen secara random yang meliputi pemeriksaan pasca panen dan pemeriksaan hasil panen di TPH.

Mandor Panen, aktif mengawasi pekerjaan potong buah dan memastikan semua buah matang dapat dipanen semua, brondolan dapat dikutip semua dan diangkut ke TPH
Krani panen, menghitung setiap janjang dan brondolan di TPH, memeriksa mutu dan standar tumpukan 7 kg / tumpuk.  Buah dan brondol dicatat di buku penerimaan buah

Pemeriksaan pasca panen
Merupakan pekerjaan rutin dari Asisten bersama dengan Mandor I dan Mandor Panen yakni melaksanakan speksi panen detail.  Speksi panen detail adalah pemeriksaan pada ancak yang sudah dipanen pada hari panen yang meliputi pengecekan terhadap buah tinggal (buah matang tidak dipanen), brondolan  tinggal (brondolan tidak dikutip), dan susunan pelepah. Apabila dijumpai buah tinggal dan brondolan tinggal maka pemanen serta pembrondol dipanggil dan wajib memotong dan mengutip ulang.  Buah dan brondolan tinggal tersebut dihitung untuk menentukan denda kepada pemanen dan pembrondol.

7.         Pemeriksaan Panen /  Inspeksi dan hal –hal yang diperiksa

Hal-hal yang diperiksa di ancak / kadveld
§  Adanya buah matang dipokok tidak di panen (buah tinggal)
§  Adanya buah mentah yang dipotong tetapi disembunyikan disekitar gawangan.
§  Adanya brondolan yang ketinggalan disekitar piringan, pasar pikul, gawangan, dan diketiak pelepah .
§  Susunan pelepah yang tidak teratur di gawangan mati yang telah ditentukan .

a.  Di Tempat Penerimaan Hasil
§  Jumlah persentase buah mentah
§  Susunan tandan
§  Panjang gagang tandan
§  Jumlah persentase brondolan .

Inspeksi Panen
a.      Pelaksanaan oleh Mandor panen , Mandor I dan Asisten .
§  Setiap hari dengan cara bergantian setiap mandoran sesuai rencana yang telah dibuat sehingga merata untuk   semua mandoran   panen .
§  Dilakukan minimal dua pemanen per mandoran dan 50 pokok dipanen tiap pemanen
§  Hasil  speksi harian dicatat dalam form speksi  panen dan diparaf oleh mandor panen, mandor I dan asisten yang selanjutnya dapat dijadikan dasar pemberian sanksi kepada pemanen, mandor panen dan mandor I.
§  Askep dan pimpinan kebun harus melaksanakan speksi minimal sebulan sekali permandoran per divisi.








b.      Contoh laporan Inspeksi Panen Kelapa Sawit

Kebun     : …………………           Divisi                  : ………….

JABATAN
PARAF
THN TANAM





BLOK



Mandor 1

JAM



(                         )
(                              )
JLH POHON



Asisten

INSPEKSI



(                         )
(                              )




Askep





(                         )
(                              )




Manager





(                         )
(                              )










Jlh pohon yg dipanen tdk dikutip brondolan




Jlh jjg yg layak dipanen tdk dipanen




Jlh buah mentah yang dipanen




Jlh buah dengan tangkai panjang




Jlh phn dgn pelepah tdk dipotong/susun dgn baik











Diperiksa





Diperiksa





Diperiksa




Tanggal   : …………………           Pemanen             : ………….







Diperiksa :

1. ………………..

2. ………………..




2.










































9. Nilai kesalahan /finalty untuk pemanen
    Penetapan denda terhadap kesalahan tukang panen bertujuan:
¨      Meningkatkan disiplin kerja
¨      Menaikkan moral tukang panen karena adil
¨      Meningkatkan mutu dan rendemen minyak
¨      Mengacu pada peningkatan out put / produktivitas pemanen .





Denda terhadap kesalahan pemanen
Jenis Kesalahan
Denda dalam Rupiah

Gol 0 & VI

Gol I s/d V
1.    Memotong buah mentah, tiap 1 janjang
2.. Tidak memotong buah yang masak atau meninggalkan buah yang telah dipotong diancaknya, tiap 1 janjang,
3.      Menyusun buah tidak teratur / TPH
4.      Gagang terlalu panjang, tiap 1 janjang
5.      Salah memeotong pelepah / pelepah gantung /menyusun pelepah tidak pada tempat yang telah ditentukan, tiap 1 pohon

400

400

200
200
200

1000

1000

400
400
400


 Denda kesalahan pengutip brondolan

Jenis Kesalahan
Denda dalam Rupiah
1.Tidak bersih mengutip atau meningglkan brondolan   dipiringan atau tempat lain diancaknya per hari
Brondolan tidak bersih, campur pasir, brondolan kering, sampah dan lain –lain per hari
Meletakkan brondolan tidak dialasi goni di TPH perhari
1000

400

400






10. Nilai Kesalahan / Finalty untuk Mandor Panen dan Mandor I
Kesalahan – kesalahan yang terjadi dalam setiap pekerjaan panen, kutip brondol dan transport TBS, maka kepada supervisi yang bersangkutan dikenakan denda sebesar 4 % setiap hari dari jumlah premi sebulan yaitu



Mandor:
1.      Membiarkan buah masak tidak dipanen tanpa ditindak
2.      Membiarkan pemanen memotong buah mentah tanpa ditindak
3.      Membiarkan pelepah tidak disusun dengan baik dan pelepah gantung/sengkleh.
4.      Membiarkan brondolan tidak dikutip dengan bersih di piringan dan pasar pikul

Krani    
1.      Menerima buah mentah tanpa ditindak .
2.      Tidak menindak pemanen yang meletakkan buah di luar TPH atau brondolan tanpa     dialasi goni di TPH
3.      Tidak menindak pemanen yang memotong buah dengan gagang terlalu panjang
4.      Manipulasi data penerimaan buah/brondolan oleh krani dapat diberikan sanksi PHK sepihak
5.      Khusus krani transport tidak  menindak atau melaporkan kesalahan atau ketidakakuratan jumlah  TBS / brondolan di TPH dan kelancaran trasport.

Mandor  I :
 Tidak menindak dan memonitor kesalahan yang dilakukan Pemanen / Pengutip brondol maupun   Pengawas (Mandor / Krani)


11.PELAKSANAAN PREMI PANEN

Untuk meningkatkan produktivitas, kwantitas dan kwalitas TBS yang di panen oleh pemanen maka perlu dilakukan penetapan system premi panen seperti berikut:

1.1.1.Daftar perhitungan dan pembayaran premi untuk pemanen .

Gol
Kondisi
Tinggi
Basis
Premi
Premi Lebih Basis
Premi Insentif


Pokok
Premi
Basis
Bjr
<= 12 kg
Bjr
> 12 kg
Bjr
>12<15 kg
Bjr
<22 kg
Bjr
 >22 kg
I
II


Meter
jjg
Rp
(Rp /Jjg)
(Rp /Jjg)
(Rp /Jjg)
(Rp/ Jjg)
(Rp /Jjg)
Jlh Jjg
Rp / HK
Jlh Jjg
Rp / HK














I
D
>10
40
700



458
526
65
2600
85
4200
I
B
>10
30
700



575
661
55
2600
70
4200
II
D
8 –10
45
700



427
491
70
2200
90
3500
II
B
8 –10
35
700



535
615
60
2200
75
3500
III
D
5 - 8
55
700



291
335
90
1800
115
2900
III
B
5 - 8
40
700



317
365
80
1800
100
2900
IV
D
4 - 5
60
700
227

239
252
290
100
1300
130
2100
IV
B
4 - 5
45
700
250

263
277
319
90
1300
115
2100
V
D
3 - 4
75
700
207


230

120
1000
155
1600
V
B
3 - 4
60
700
229


255

110
1000
140
1600
VI
D
< 3
100
700
103
119



200
1000
260
1600
VI
B
< 3
90
700
129
149



180
1000
225
1600
0
0
PANEN I
130
700
139




200
1000






11.2.Perubahan kenaikan gologan harus dengan perlakuan sensus lapangan sebanyak 5 % dari golongan tersebut pada bulan Desember yang akan dipergunakan untuk tahun berikutnya. Perubahan golongan baru diberlakukan apabila hasil sensusnya mencapai minimal 50% dari   kriteria ketinggian pokok golongan diatasnya.
11.3 Berat janjang ditentukan setiap bulan dengan dasar hasil penimbangan PKS rata –rata bulan berjalan untuk menentukan premi lebih dari 22 kg untuk bulan yang bersangkutan.
11.4 Golongan  O, apabila selama 3 bulan berturut –turut mempunyai berat tandan rata-rata 5 kg ke atas dapat naik golongan VI
11.5 Untuk tanaman golongan O pekerjaan panen sebagai berikut:
¨      Bulan pertama panen : Pemanen di bayar harian, dengan dinas 7 jam /hari
¨      Bulan ke dua : Diberikan sistem premi ini dengan peraturan tambahan bahwa setiap 4 janjang kosong yang di bawa ke TPH di hitung 1 janjang untuk pembayarannya.
¨      Bulan ketiga : Janjang kosong tidak dihitung lagi
11.6.setiap ada perubahan pada butir11.1 s/d 11.4 harus dilaporkan kepada RC secara tertulis  untuk mendapatkan izin tertulis  dari RC,. RC kemudian membuat laporan ke VPA.


11.7 Pengutip Brondolan
¨      SKU Harian
Basis premi yang harus dicapai

Golongan Panen                                   Kg Brondolan / HK
0                                                                                                                    100
VI                                                        120
I-V                                                      160

            Kelebihan basis dibayar sebagai berikut:

            Golongan Panen                                Rp/ Kg Brondolan
                        O                                                         169
                        VI                                                        126
                        I-V                                                      119

Dan tidak ada lagi premi kerajinan basis/ harian

·         Buruh Harian Lepas
Untuk tenaga BHL dibayar langsung sesuai harga yang tercantum dibawah ini dan tidak ada lagi premi kerjinan /harian .:

           Golongan Panen                                Rp / Kg Brondolan
                       I                                                           169
                       VI                                                        126
                       I-V                                                      119





Kewajiban pengutip brondol
a         Brondolan harus dikutip bersih, tidak ada yang tertinggal diketiak pelepah, di piringan atau tempat lainnya dalam ancak .
b        Brondolan harus bersih, tidak bercapur pasir, sampah, tanah, tidak busuk/hitam /kering.
c         Brondolan harus diletakkan diatas goni di TPH atau pada net jaring khusus brondolan .

11.8 Premi Mandor dan Krani
 Besarnya premi panen unntuk masing-masing jabatan sebagai berikut :
·         Mandor I
a.       1.5 x rata  - rata premi Mandor Produksi atau
b.      1,5 x tata –rata mandor panen + 0, 5 x rata –rata premi pengutip brondol SKU + 0,01 x totol pendapatan pengutip brondol BHL yag ada di divisinya.


·         Mandor Produksi
1, 5 x Rata- rata premi pemanen + 1 ,5 x rata –rata premi pengutip brondol SKU + 0,05 x total pendapatan pengutip brondol  BHL yang diawasinya.

·         Mandor panen
1,5 x rata –rata premi pemanen yang diawasinya

·         Mandor brondol 
a.       1,5 x rata –rata premi pengutip brondol SKU dan atau
b.      0,05 x total pendapatan pengutip brondol BHL yang diawasinya.

·         Krani produksi
1,25 x rata –rata premi pemanen + 1 x rata –rata premi pengutip brondol SKU +
0,1 x rata –rata pendapatan pengutip brondol BHL yang ada dimandorannya .

·         Krani Panen
1, 25 x rata –rata pemanen yang ada dimandorannya .

·         Krani brondol
1 x rata –rata premi pengutip brondo SKU yang ada dimanorannya dan atau
0,1 x rata –rata pendapatan pengutip brondol BHL yang ada dimandorannya .

·         Krani Transport
Untuk setiap TBS yang diangkut ke PKS dibayar sebesar Rp 250 per ton

11.9 Cara Perhitungan basis borongan yang berlainan :


Tahun
Tanam

Basis
borong

Hasil
Panen
A
% hasil
panen
B
% Basis
borong
C
Basis borong
Hasil
D
Premi
Janjang
1979
1985
Total
40
55
95
30
50
80
75
91
166
45
55
100
18
30
48
12
20
32

Perhitungannya sbb:

a.         30/40 x100 %                         = 75 %
            50/55 x 100 %                        = 91 %

b.         75/166 x 100%                       = 45 %
            91/166 x 100 %                      = 55 %

c.         45 % x 40 Jjg                         = 18 Jjg
            55 % x 55 Jjg                         = 30 Jjg

d.         30Jjg –18  Jjg                         =12 Jjg
            50Jjg – 30 jjg                         = 20 Jjg






E.                 TRANSPORTASI BUAH KELAPA SAWIT

1.      UMUM

Tandan buah segar hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan asam lemak bebasnya akan meningkat. Pengangkutan yang dibutuhkan adalah pola angkut yang dapat memperpendek waktu antara panen dengan pengolahan yang maksimum berjangka waktu 24 jam melalui dari panennya sampai kepada proses pengolahannya.

Asam lemak bebas (ALB) atau FFA adalah derajat keasaman hasil produksi yang diperoleh dari kondisi TBS / BRONDOLAN yang dikirim dari lapangan untuk diolah PKS.  Hal ini terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang terkandung di dalam buah dan berfungsi  memecah lemak / minyak menjadi asam lemak dam gliserol.  Kerja enzim tersebut makin aktif bila struktur sel buah matang mengalami kerusakan.  Untuk itu pengangkutan TBS ke pabrik mempunyai peranan yang sangat penting.

Untuk mencegah hal ini maka prinsip panen tetap berpegang kepada standart panen dan mencegah tandan buah/brodolan bermalam (restan) di lapangan serta menjaga system pengangkutan yang tepat dan cepat ke PKS.

Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah kerusakan buah selama pengangkutan sekaligus menjaga kecepatan pengangkutan buah ke pabrik. Ada beberapa alat angkut yang dapat digunakan untuk mengangkut TBS dari perkebunan ke pabrik, yaitu truk, traktor gandengan (trailer), atau lori.  Pemilihan alat angkut yang digunakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama ketersediaan alat angkut dan kondisi jalan yang dilalui.


2.TUJUAN

Hal –hal penting yang perlu diperhatikan dalam menangani transportasi TBS, sebagai berikut:

2.1.  Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen.  Ketidaklancaran transport akan mambuat proses mutu yang tidak baik yang sekaligus berdampak kepada nilai jual hasil produksi.
2.2. Operasi pengangkutan hendaknya selalu saling mendukung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sifat pengoperasiannya merupakan suatu segitiga (TRIANGLE) hubungan yang bersifat `` tiga dalam satu `` sub –sistem yang mengarah kepada satu sistem induk yaitu objective PAO (Panen – Angkut – Olah).

3.      MANAGEMENT TRANSPORT

§  Pengangkutan TBS

Pengangkutan TBS yang telah dipetik ke PKS merupakan bagian dari rangkaian proses produksi minyak sawit.  Kelancaran pengangkutan TBS adalah penting, karena TBS yang sudah dipetik / dipanen harus segera dapat diolah, guna mendapatkan mutu minyak sawit yang baik dan kandungan FFA nya rendah, serta menjamin agar pabrik dapat beroperasi secara kontinu, dimana TBS harus selalu dapat tersedia dalam jumlah yang cukup di pabrik.

Pemuatan Secara Manual
§  Identifikasi TBS Yang Siap di Muat
Krani produksi bertangung jawab untuk memastikan bahwa semua janjang yang sudah diperiksa dicatat dan siap untuk dimuat telah memiliki identifikasi yang cukup.


§  Pengawasan pemuatan TBS di TPH
Pemuatan buah dan brondolan di TPH diawasi oleh krani produksi, yang bertugas dan bertanggung jawab memastikan TBS yang dimuat untuk dikirim ke PKS adalah TBS yang sudah diperiksa dan diberi tanda oleh krani produksi.

Pemuatan TBS ke atas kendaraan, dilaksanakan dan diangkut menggunakan tenaga manusia umumnya jumlahnya 2 orang per kendaraan.  Pengangkutan TBS harus diangkat bersamaan dengan brondolan, dan harus dipastikan semuanya dalam kondisi bersih tidak tercampur dengan kotoran seperti sampah, tanah, kerikil, goni dan harus dihindarkan agar kegiatan bongkar muat tidak membuat luka pada TBS dan brondolan. Untuk itu dilarang menggunakan alat seperti sekrap, cangkul sebagai alat pengumpul brondolan untuk memuat ke truck.

§  Komunikasi
Salah satu faktor yang penting untuk menunjang kelancaran pengangkutan TBS adalah komunikasi antara petugas lapangan, divisi, petugas trasportir,  dan petugas pabrik .
Pemanfaatan sarana –sarana komunikasi yang efektif akan sangat membantu kelancaran pengangkutan buah .

§  Perlakuan Kegiatan Transport
Dalam kegiatan pengangkutan TBS memakai truck dikenal perlakuan sebagai berikut:

§  Pengangkutan Truk Kebun
Pengelolaan pengangkutan TBS & brondolan yang dilaksanakan dan diawasi dengan menggunakan truck-truck milik kebun .

§  Pengangkutan oleh Pemborong
Pelaksanaan pengangkutan TBS & brondolan dari lapangan ke PKS diikat dengan Syarat Perjanjian Kerja (SPK) dengan pihak trasportir, system pembayaran dilkksanakan dengan harga per kilogram TBS diangkut dari hasil penimbangan di PKS.

§  Pengangkutan Double Handling
Pada areal yang sulit kerena jalan rusak tidak bisa dimasuki dan dijangkau oleh truck produksi, pada daerah itu harus dilakukan pelangsiran dengan menggunakan tracktor kebun sampai jalan /tempat yang ditentukan dan dapat dijangkau oleh truck .

§  Kebutuhan Truck
Untuk penentukan kebutuhan truck pengangkut TBS didasarkan kepada perhitungan jumlah produksi bulanan, yang dihitung dari produksi bulan pada panen puncak dan juga harus memperhitungkan prediksi kerusakan unit, serta prestasi rata-rata satu unit truck setiap bulannya.

§  Pengamanan Transport TBS
Antisipasi pencurian & jatuhnya TBS di jalan raya, khsus pengiriman TBS kebun yang tidak mempunyai pabrik dan mengharuskan melewati jalan raya diwajibkan setelah penimbangan di kebun, truk dengan muatan TBS harus diberi jaring penutup yang dilengkapi dengan rantai keliling dan pada simpulnya diberi segel yang hanya dapat dibuka oleh petugas di pabrik .

§  Pemuatan Secara Mekanis
Guna mengurangi ketergantungan penyediaan tenaga tukang muat untuk angkut TBS, dengan sulitnya mendapatkan tenaga manusia yang mau dan mampu dalam jumlah yang cukup secara berkesinambungan, maka telah di pikirkan untuk menggunakan alat transportasi dengan menggunakan kendaraan / truck yang dilengkapi dengan crane jaring atau crapple, sehingga waktu dan tenaga kerja dapat lebih efisien dan efektif.

§  Organisasi kerja
Truck yang dilengkapi crane, manggunakan tenaga kerja seorang sopir, dan satu orang kernet yang tugasnya, supir sebagi pengemudi dan operator crane, sementara kernet untuk mengaitkan net ke cantolan crane, juga menuangkan brondolan ke dalam net atau ke dalam kotak bila menggunakan crapple.

Semua produksi yang dipanen pada hari itu harus dapat diselesaikan pengangkutanya pada hari yang sama ke PKS.  Kemacetan system angkut buah harian akan menyebabkan TBS restan / bermalam dilapangan yang akan meningkatkan ALB/ FFA dan dapat merusak mutu hasil olah pabrik serta menambah pengawasan terhadap hilangnya buah dari TPH maupun lapangan akibat restan.

Beberapa hal penting agar pengangkutan dapat lebih maksimal dalam hubungannya dengan mutu olah, antara lain:


3.1  Taksasi Angkut
Program pengangkutan buah diatur berdasarkan taksasi panen harian yang dibuat pada hari sebelumnya sehingga jumlah kebutuhan kendaraan dan tenaga tukang muat buah dapat diatur sedemikian rupa untuk kelancaran pengangkutan buah .
Selain hal diatas lokasi /ancak panen akan menjadi perhitungan tersendiri terhadap jarak angkut ke PKS yang akan berpengaruh terhadap jumlah trip pada masing-masing unit sehingga kebutuhan jumlah kendaraan dapat dialokasikan lebih maksimal.

Jika terjadi buah restan di TPH maka pada esok harinya harus diupayakan mendahulukan pengangkutan buah restan artinya buah inap yang terlama, baru kemudian dilanjutkan dengan pengangkutan buah yang baru dipanen pada hari tersebut.

3.2.Kuantitas Unit
Armada angkutan harus dalam jumlah yang cukup dan terawat terutama dalam menghadapi panen puncak ( peak crop).  Pada bulan-bulan dimana panen rendah (low crop) semua kendaraan harus sudah selesai melakukan reparasi berat.

3.3. Persiapan dan Kualitas Unit
       Semua kendaraan truk angkut buah ataupun traktor gandengan biasanya digunakan untuk mengangkut karyawan ke lapangan atau keperluan yang lain, untuk itu sebelum digunakan kendaraan tersebut harus diperiksa dahulu kondisinya baik mesin maupun bak kendaraan dan diambil tindakan –tindakan yang diperlukan sehingga pada saat digunakan tidak akan terjadi hambatan .
       
        Kerusakan unit yang terjadi saat operasional akan berdampak terhadap kelambatan kirim TBS dan bahkan buah restan dilapangan.  Untuk daerah rawan pencurian, pengangkutan harus didahulukan dan dilengkapi dengan petugas keamanan .

3.4. Administrasi Transportasi Angkut TBS dan Brondolan di Divisi
Pengangkutan  TBS dan Brondolan di divisi dilakukan oleh petugas khusus yang disebut krani buah. Krani di dalam operasionalnya bertanggung jawab terhadap mutu sekaligus akurasi jumlah janjang dan /serta brondolan yang dimuat ke dalam unit kendaraan yang dibawanya.  Jika hasil angkut oleh krani buah dirasa cukup dalam unit tersebut dan hendak diteruskan ke PKS maka petugas krani buah harus mambuat surat pengatar Buah (SPB). Tugas –tugas penting krani buah selama pengangkutan di divisi al:

3.4.1. Krani harus mencatat janjang dan maupun brondolan ke dalam SPB dengan benar
   dan sesuai dengan jumlah actual dalam unit angkut yang dibawa.

3.4.2 . Krani wajib seleksi terhadap TBS sesuai dengan ketentuan management (klasifikasi kematangan buah). Untuk brondolan, krani harus mencatat actual kilogram pertumpukan.  Jika dijumpai buah mentah di TPH maka harus dibelah terlebih dahulu.  Demikian juga jika dijumpai janjangan kosong maka tandan / janjang harus diketek.





3.4.3 Janjang dan brondolan yang terangkut harus bersih dari kotoran ataupun benda asing seperti sampah, gagang buah, batu, karung brondolan.

3.4.4. Untuk keamanan serta menghindari buah jatuh tercecer selama di perjalanan, maka armada pengangkutan dilengkapi dengan jaring pengaman yang standart kebun.



Contoh Surat Pengantar Buah

PT RAMAJAYA PRAMUKTI

RAMA BAKTI ESTATE


   SURAT PENGANTAR BUAH
   No.                                                           Kepada Yth
   Divisi                                                       Factory Manager
                                                                    Rama-Rama Mill
                                                                    di Tempat .
Truck No………
Tahun Tanam
No
Jumlah
Berat
Terima Tanggal

Jam
No . komplek
Blok
Janjang
Dikirim
Bruto
Tarra
Netto








Tanda tanggan                                    Tanda tangan pengangkut                   tgl……………….
penerima                                                                                              Jam……………..


(………………)                      (……………….)                                 (…………………)
Krani Timbang                        Supir                                                    Asst Divisi




Surat Pengantar Buah terdiri 3 (tiga) lembar:  warna putih asli untuk file pabrik, warna merah muda untuk file kantor kebun, warna kuning untuk file divisi. Pengangkutan yang sudah diterima dan telah ditimbang PKS, maka akan di dapatkan weigbridge card dari PKS dimana akan diketahui net weight hasil angkut.







3.5.6.Sample Weighbridge Card                 

                                    Weigbridge Card

                                                P.K.S RAMA-RAMA MILL           I034 RRMM A 19207
                                                PT.RAMA JAYA PRAMUKTI

TANDAN  BUAH SEGAR                  BARANG MASUK         NO. A 020720020898                                                                             

CODE
CONSEC NO
DATE
TIME
GM30
VEHICLE REG.
TBS
003752
17.01.2003
16.39
1078KG
1 st WEIFHT
TBS
003753
17.01.2003
16.43
6350 KG
2 Bnd WEIGHT

4430 KG
NET WEIGHT

                                    PERKEBUNAN RAMA BAKTI ESTATE

Supplied by / Buyer    :
Quantity                      :


                                                                                    Transportir  :PT RAMA JAYA PRAMUKTI
                                                                                                          RAMA BAKTI ESTATE
Contract No                :                                                                     
Delivery Note                         :
                                                                                                Drever :
Signature                     :                                                           Clerk   :



3.      SARANA JALAN
Jalan sebagai  urat nadi terpenting di perkebunan sebagai sarana transportasi produksi serta kegiatan umum lainya dilapangan. Dengan kondisi jalan yang baik produksi dapat lebih mudah keluar, juga biaya perawatan kendaraan lebih murah, karena kerusakan spare part dapat dihemat, sebaliknya jika jalan rusak maka cost akan lebih tinggi. Untuk itu diperlukan perawatan jalan yang serius dan rutin.

Sarana jalan harus dapat dilewati oleh kendaraan angkut buah dalam segala cuaca, oleh karena itu pada musim kering jalan harus dirawat dengan baik, terutama pembuatan saluran drainase/parit dikiri –kanan  jalan, kalau memungkinkan pada tempat-tempat yang rawan agar dapat dilakukan pengerasan dengan sirtu atau krokos, serta dilakukan pemeliharaan jembatan, box culvert, maupun titi-titi betina sehingga dapat berfungsi setiap saat.

Kakuatan badan jalan ditentukan oleh kemampuan dan daya dukung tanah. Faktor-faktor yang membuat seringnya jalan rusak antara lain: 
¨      Curah hujan dan frekuensi hari hujan yang tinggi
¨      Muatan unit yang melewati kapasitas beban jalan
¨      Intensitas arus lintas kendaraan terlalu tinggi
¨      Perawatan jalan yang kurang.
Ada beberapa teknis perawatan jalan agar kondisi jalan tetap baik antara lain :

4.1. Perawatan jalan manual
Kerusakan jalan dalam skala kecil dilakukan oleh tenaga manusia.  Perawatan manual dengan cangkul biasanya mengarah kepada lubang/cekungan dimana jika hal ini tidak segera dilakukan akan terdapat genangan air dibadan jalan dan jalan semakin rusak.  Selain itu pembuatan saluran air (water drain) menjadi syarat penting agar air tidak menggenang ditengah jalan yang berakibat jalan lemah dan mudah rusak .

Pada daerah /titi terendah wajib mendapat pehatian serius dimana air rawan tergenang sehingga pembuatan jembatan maupun saluran air senantiasa tetap dijaga agar drainase dapat berfungsi maksimal .

4.2. Perawatan dengan Road Greader diikuti oleh Compector /Roller
Di dalam mengatasi kerusakan jalan agar  kerja Road Greader dan Roller dapat maksimal perlu dilakukan langkah –langkah sbb:
¨      Jalan yang digreader dalam waktu 1 x 24 jam harus diroler, karena jalan lebih padat serta tahan terhadap gangguan alam seperti hujan.
¨      Bagian jalan titik terendah dilengkapi water drain, frekuensi sesuai kebutuhan
¨      Diupayakan jalan berbentuk chamber tetapi tidak terlalu berlebihan karena truk /angkutan dapat terbalik
¨      Collectin Road di greader             3 x1 tahun
¨      Main Road di greader                   6 x 1 tahun
¨      Key Road digreader                     12 x 1 tahun
¨      Bounderies / pringgan di greader  2 x 1  tahun

4.3. Perawatan dengan Minning Bucket
Mining Bucket adalah alat berbentuk bucket empat persegi panjang yang dioperasikan dengan traktor dan dapat digerakan secara hydraulic/manual dengan daya beban maksimal 500 kg ukuran panjang =211 cm, lebar= 62 cm dan tinggi = 47 cm .
          Fungsi dan   kegunaan antara lain:
Ø   Menyerak tanah /sirtu ditempat lokasi penimbunan.
Ø   Menimbun jembatan, box cuvert  dan gorong –gorong
Ø   Meringankan kerja Greader dalam menutup lubang besar dijalan  (pot hole)

4.4 Roller / Compector
        Adalah suatu alat berbentuk silinder yang didiopersikan dengan cara ditarik tractor 4 WD. Kegunaan utama yaitu menguatkan / mengcompec jalan yang baru di greader ataupun ditimbun .  Ukuran panjang = 185 cm, diameter =60 cm dan  berat =6000 kg.

4.5.Penimbunan sirtu
Kegiatan timbun jalan dimaksudkan untuk menambah kondisi jalan semakin kuat sehingga mampu memberikan daya dukung jalan terhadap beban kendaraan, terlebih saat musim hujan.  Dengan pemilihan bahan timbun yang tepat, penimbunan  sebaiknya dikerjakan pada musim kemarau agar didapatkan hasil yang baik.



F. GREADING TBS

UMUM

Secara agranomi yang menjadi target utama dari usaha  perkebunan kelapa sawit adalah menghasikan CPO dan PKO dengan kuantitas dan kualitas yang maksimal disertai biaya yang minimal sehingga akan diperoleh keuntungan yang meksimal. Salah satu langkah yang harus dilaksanakan adalah memastikan bahwa TBS yang dipanen dan diolah di PKS benar-benar merupakan TBS dengan kematangan yang optimal dimana kandungan minyaknya maksimal dan kandungan asam lemak bebasnya minimal .

PENGERTIAN  GREADING TBS

Greading TBS adalah kegiatan menggolongkan TBS berdasarkan tingkat kematangan buah menurut penggologan dan standar kematangan buah yang telah ditentukan oleh perusahaan .

TUJUAN GREADING TBS

Greading TBS bertujuan untuk memperoleh data yang representatif mengenai mutu TBS yang diolah di PKS yang selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk laporan sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil langkah –langah yang diperlukan baik oleh Estate maupuan PKS guna mencapai kuantitas dan kualitas CPO dan PKO yang maksimal.

PELAKSANAAN GREADING TBS

Pada umumnya greading dilakukan terhadap TBS yang masuk ke PKS sebelum dituang ke Loading Ramp, dimana greading tersebut dilakukan oleh team greading PKS dan disaksikan oleh perwakilan dari Estate. Data yang diperoleh selanjutnya dimasukkan ke dalam form yang tersedia untuk dilaporkan kepada manajemem perusahaan. Namun demikian, sebagai pembanding dapat juga greading dilakukan di lapangan dengan mengambil sample buah yang ada di TPH oleh Asiten Divisi dimana data yang diperoleh diisikan ke dalam form yang tersedia dan dilaporkan kepada manajemen kebun.

WAKTU PELAKSANAAN GREADING

Waktu pelaksanaan greading adalah bersamaan dengan waktu penerimaan TBS atau jam buka timbangan di PKS yaitu mulai jam 08.00 WIB s.d. 22.00 WIB. Untuk pelaksanaan greading pada malam hari harus disediakan penerangan yang cukup, yaitu berupa lampu sorot yang dipasang di sekeliling lantai loading ramp, biasanya untuk tiap lantai loading ramp di pasang 5 lampu sorot .


        TENAGA PELAKSANA GREADING

Untuk pelaksanaan greading PKS membentuk team greading yang terdiri dari dua regu masing –masing 4 orang, yaitu 1 ketua regu bersama 3 anggota regu.  Petugas yang ditunjuk sebagai team greading minimal harus tamat SD dan sudah menjalani magang dalam pelaksanaan greading minimal 3 bulan.  Pembentukan team greading menjadi dua regu bertujuan agar masing –masing regu dapat mengambil sample truk untuk di greading sesuai urutan yang ditentukan dengan undian yang diambil setiap harinya. Untuk pengaturan jam kerja petugas greading dibuat overshift, dimana regu 1 bertugas mulai jam 07.00 s.d. 17.00 WIB dan regu 2 mulai jam 10.00 WIB s.d. selesai greading. Hal ini bertujuan agar jam kerja petugas greading dalam rentang waktu yang wajar namun tetap efektif, dimana antara jam 10 .00 s/d 17.00 WIB kedua regu bertugas bersama dan pada selang waktu tersebut merupakan waktu dimana truk TBS yang masuk ke PKS paling banyak .

PENGAMBILAN SAMPLE TRUCK YANG DIGREADING

Untuk memperoleh data greading yang representatif diusahakan sample truck yang digreading mewakili semua divisi yang mengirim buahnya ke PKS sesuai persentase buah masing –masing terhadap keseluruhan buah yang masuk dan minimal sample yang digreading 10 persen dari seluruh buah yang masuk setiap harinya.  Untuk itu MAA telah menentukan standar minimal truck yang diambil sebagai  sample adalah 8  truk per hari dan penentuan sample truck yang diambil adalah berdasarkan nomor undian yang diundi setiap pagi sebelum pelaksanaan greading dilakukan. Cara pemgambilan nomor undian yaitu dengan menggunakan bola pimpong yang dinomori dari 1 sampai 12, kemudian bola tersebut diambil secara acak sebanyak dua bola oleh salah saorang petugas greading dengan disaksikan oleh petugs dari Estate sehingga diperoleh dua nomor 1 dan 5, maka truck pertama yang harus digreading adalah truck urutan ke satu yang masuk ke PKS diikuti dengan tuck urutan ke lima sebagai sample kedua. Untuk sample ketiga diambil truck urutan petama setelah greading sample truck ke dua selesai, berikutnya sebagai  sample ke empat adalah truck urutan ke lima dihitung dari truck sample ke tiga. Demikian seterusnya sampai selesai pengambilan seluruh sample truck yang digreading.

Cara tersebut memastikan bahwa truck yang diambil sebagai sample bukanlah truck yang sudah diatur sebelumya, namun kelemahan cara tersebut yaitu adanya peluang sebagian divisi terambil samplenya dalam persentase yang sangat banyak sementara divisi lain persentase greadingnya sangat sedikit sehingga hasil greading kurang representatif.  Hal ini dimungkinkan karena jumlah dan frekuensi truck yang masuk dari tiap divisi sangat bervariasi tergantung kepada jumlah buah yang dikirim dan kapasitas unit truck yang dapat berbeda untuk tiap divisi.  Divisi yang produksinya banyak tapi kapasitas truknya kecil akan memiliki frekuensi greading yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan divisi  yang produksinya sedikit dan kapasitas trucknya besar.

Untuk mamperoleh data greading yang lebih representatif perlu dibuat schedule harian greading yang bertujuan memonitor sample gerading masing –masing divisi yang sudah terambil pada hari –hari sebelumnya sehingga divisi yang sample greadingnya masih kurang diambil trucknya sebagai sample greading dengan nomor urut ganjil ( 1.3.4..dan seterusnya ) pada hari greading berikutnya sementara untuk sample greading dengan nomor urut genap (2,4,6,.. dan seterusnya) tetap berpedoman pada interval nomor bola undian yang diambil acaknya setiap pagi.  Hal ini dimonitor setiap hari, sehingga diharapkan setiap minggu dan setiap bulannya sample greading yang diambil untuk tiap-tiap divisi dapat betul-betul mewakili sesuai persentase jumlah buah yang masuk ke PKS dari masing-masing divisi.





PRESTASI TEAM GREADING

Jumlah sample yang digreading oleh team greading dalam kondisi normal minimal 8 truck per hari atau 200 truck per bulan, namun pada hari-hari tertentu dapat juga mencapai hasil yang kurang terutama jika terjadi hujan lebat dalam waktu yang lama selama jam greading sehingga tidak memungkinkan bagi team greading untuk melakukan greading pada saat itu, namun hal ini jarang terjadi. Sebaliknya sample greading yang diambil dapat juga melebihi jumlah di atas, misalnya pada saat produksi buah banyak dan lantai loading ramp memungkinkan untuk dilakukan greading.

TATA TERTIB PELAKSANAAN GRADING

1.      Setiap petugas greading harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang terdiri dari sepatu boot dan sarung tangan.
2.      Sebelum pelaksanaan greading lantai loading ramp terlebih dahulu harus dibersihkan dari sisa buah dan benda-benda lain yang dapat mengganggu penyusunan buah di lantai loading ramp.
3.      Selanjutnya dipersiapkan peralatan untuk pelaksanaan greading, sebagai berikut :
·         Tojok untuk menyusun buah dan memeriksa kematangan buah.
·         Kotak takaran untuk menakar brondolan.
·         Form isian dan ballpoint untuk mencatat hasil pemeriksaan mutu buah.
4.      Selanjutnya dilakukan pengambilan sample truk dan dicatat keterangan tentang buah yang dikirim dari Surat Pengantar Buah.
5.      Truk diarahkan ke loading ramp.
6.      Jaring dibuka.
7.      Buah dituang ke lantai loading ramp dan disusun menjadi tumpukan-tumpukan yang teridiri dari 5 janjang per tumpuk.
8.      Sisa buah yang tidak mencukupi 5 janjang per tumpuk dipisahkan.
9.      Buah yang sudah disusun dihitung jumlah tumpukannya dan hasilnya dikali 5 lalu ditambahkan dengan sisa buah yang ada sehingga diperoleh total janjang yang diterima di PKS dan dicatat dalam form yang tersedia.
10.  Buah yang sudah dihitung lalu diperiksa kematangnnya berdasarkan kriteria berondolan lepas per janjang dan hasilnya dicatat pada form yang tersedia.
11.  Brondolan ditakar dengan kotak takaran yang sudah disediakan kemudian dihitung tumpukan hasil penakaran, lalu jumlah tumpukan dikonversi menjadi kilogram dengan cara jumlah tumpukan dikali dengan berat brondolan per takaran yaitu 40 kg dan hasilnya dicatat dalam form yang tersedia.
12.  Jika dalam pelaksanaan greading ditemukan hal-hal yang tidak wajar misalnya ditemukan benda asing terikut TBS, adanya buah tangkai panjang, dan persentase kematangan buah tidak sesuai dengan standar perusahaan maka hal tersebut dicatat dalam form yang tersedia dan Assisten Divisi yang mengirim buah tersebut dipanggil dan dimintai penjelasan dan pertanggungjawaban atas hasil pemeriksaan greading tersebut.
13.  Keseluruhan hasil greading dicatat dan dilaporkan dengan form laporan yang tersedia.





PENGGOLONGAN KEMATANGAN GRADING TBS

Penggolongan kematangan TBS dibedakan atas buah normal dan buah abnormal, sebagai berikut 
A.     Buah Normal
Setiap janjangan buah normal harus digolongkan sesuai dengan golongan berikut :
a. Buah mentah                      : memiliki brondolan lepas kurang dari 3 brondol per janjang.
b. Buah kurang matang         : memiliki brondolan lepas lebih dari 3 brondol per janjang dan kurang dari standar minimum.
c. Buah matang                      : memiliki brondolan lepas antara standar minimum sampai 50 % brondol lepas dari total brondolan per janjang.
d. Buah terlalu matang          : memiliki lebih dari 50 % brondol lepas dari total brondolan per janjangn.
e. Janjangn Kosong               : memiliki beberapa brondolan yang tersebar sampai total brondolan lepas habis sama sekali.
B.     Buah Abnormal
Digolongkan buah abnormal apabila memiliki ciri-ciri berikut :
a. Parthenocarpic                        : memiliki lebih dari 75 % total brondolan di permukaan merupakan parthenocarpic dengan ciri-ciri tidak berminyak dan hitam.
b. Buah Keras (Hardbunch)       : memiliki beberapa brondolan yang tidak mau lepas, berwarna hitam dan pecah-pecah.

STANDAR MINIMUM KEMATANGAN TBS

Standar minimum kematangan TBS yang digunakan di Perkebunan Sinar Mas adalah sbb :
a.       1 (satu) brondolan lepas per kg berat janjang untuk TBS Plasma..
b.      2 (dua) brondolan lepas per kg berat janjang untuk TBS Inti.
Sebagai contoh :
·         Untuk TBS Plasma dengan berat janjang 15 kg maka standar minimum kematangan 15 berondolan lepas per janjang.
·         Untuk buah dengan berat janjang 15 kg maka standar minimum kematangan 30 berondolan lepas per janjang.

STANDAR TINGKAT KEMATANGAN TBS
Standar tingkat kematangan TBS yang ditargetkan dalam lingkungan Sinar Mas Group adalah sebagai berikut :
KLASIFIKASI                                      % JANJANG
Buan mentah                                           0 %
Buah kurang matang                               < 5 %
Buah matang                                           > 85 %
Buah terlalu matang                                < 5 %
Janjang Kosong                                       <1 %
        Total buah normal                                     > 96 %
Parthrnocarpic                                         < 1 %
Buah keras ( Hordbunch )                       <3 %
        Total buah abnormal                                 < 4 %
        Total                                                            100 %

HAL – HAL LAIN DALAM GREADING TBS

Dalam greading TBS, selain kematangan buah ada beberapa hal lain yang juga menjadi objek pemeriksaan yaitu adanya buah yang rusak akibat dimakan tikus, buah tangkai panjang dan adanya benda –benda asing (foreign matter) yang terikut bersama TBS yang dikirim ke PKS           

Adanya buah yang dimakan tikus akan menurunkan ratio brondolan per janjang yang secara tidak langsung menurunkan rendemen minyak dan inti sawit, di samping itu juga memberikan informasi kondisi serangan hama tikus di blok/ divisi yang mengirimkan buah tersebut.

Adanya buah tangkai panjang akan menurunkan rendemen minyak sawit karena menambah berat tandan tanpa menghasikan minyak dan juga akan menyerap minyak dari brondolan pada saat perebusan maupun perontokan brondolan di dalan tresher.  Adanya benda –benda asing akan menurunkan rendemen minyak sawit karena manambah berat tanpa menghasilkan minyak dan juga dapat menyebabkan kerusakan bagian –bagian mesin pengolahan di pabrik.

LAPORAN GREADING TBS

Laporan greading TBS dibuat setiap hari segera setelah selesai dilakukan greading dan dilaporkan kepada Manager Kebun dan Manager Pabrik setelah diperiksa oleh Asistan Greading dan Asisten Laboratorium.  Selanjutnya dibuat rekapitulasi laporan mingguan dan bulanan untuk di laporkan kepada RC /PC dan Manajemen Pusat
Selain hasil pemeriksaan terhadap mutu buah seperti diuraikan diatas dalam laporan bulanan, greading juga dicantumkan hasil analisa laboratorium yang mencakup losses CPO dan PKO, persentase FFA/ ALB, OER (Oil Exraction Rate), KER (Kernel Extractioan Rate), total produksi TBS yang masuk dan diolah di PKS, total produksi CPO dan PKO pada bulan tersebut, serta perbandingannya dengan budget sehingga diperoleh gambaran  hubungan antara mutu buah yang dihasilkan oleh kebun dan proses pengolahan yang dilakukan di pabrik dengan pencapaian kuantitas dan kualitas produksi CPO dan PKO yang di targetkan oleh perusahaan.

          PRAKIRAAN BUAH.
Prakiraan buah diperlukan untuk mengetahui persediaan TBS di kebun pada masa mendatang yang digunakan dalam perencanaan produksi, kebutuhan tenaga panen, transportasi, rencana pengolahan di pabrik , dan perhitungan tingkat penjualan .
Sensus produksi tidak diperlukan. Penghitungan prakiraan buah dilakukan oleh EM setiap tanggal 28 (Februari 26)  menghitung ramalan produksi untuk  bulan berikutnya dengan cara sebagai berikut :
a.       Ramalan dibuat per divisi berdasarkan produksi aktual 10 hari sebelumnya. (kolom 2)
b.      Prediksi peningkatan/penurunan produksi (kolom 3) dibuat berdasarkan masukan dari asisten divisi. Data ini untuk mengantisipasi faktor-faktor yang mungkin terjadi pada bulan berikutnya terhadap produksi.
c.       Ramalan produksi per hari kerja bulan ini (kolom 4) dicantumkan berdasarkan penjumlahan kolom 2 dengan kolom 3.
d.      Ramalan produksi bulan ini (kolom 6 ) merupakan data pengalian kolom 4 dengan kolom 5.
e.       Ramalan produksi diberikan kepada RC setiap tanggal 29 (bulan Februari pada tanggal 27).
f.       RC mengirimkan ramalan produksi kepada AAA masing - masing PSM setiap tanggal 30 (Februari pada tanggal 28 ) dan diberi tembusan kepada CEO, DMDA dan ADH

Tabel . Ramalan produksi TBS                             

Kebun   :………

Bulan    :………