MATERI PELATIHAN
BMDP A
PANEN DAN PENGANGKUTAN
KELAPA SAWIT
P A N E N
PENDAHULUAN
Penentuan
sistem panen pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk memperoleh jumlah minyak
(redemen) yang tinggi serta mutu minyak baik atas pertimbangan kandungan ALB
(FFA) yang rendah. Tujuan ini dapat
dicapai dengan mengikuti ketentuan panen yang telah ditetapkan seperti kriteria
panen, rotasi panen, pengumpulan brondolan, dan lain-lain. Tandan yang telah dipanen harus diangkut pada
hari yang sama ke pabrik dan diolah pada hari itu juga.
Secara
sistematis tujuan panen adalah FFB
Quantity, FFB Quality, dan Completely Harvesting. Completely Harvesting adalah panen yang
dilakukan dengan sempurna. Tidak ada buah masak yang tidak dipanen dan buah
mentah yang dipanen. Demikian juga untuk
pengutipannya tidak ada yang tertinggal di areal. Pekerjaan ini sangat erat hubungannya dengan
kualitas pengawasan, sistem pembayaran dan premi, serta sistem denda.
FFB Quality
Completely
Harvesting FFB
Quantity
FFB Quantity berhubungan erat dengan infrastruktur,
jumlah tenaga pamanen, produktivitas pemanen, dan potensi yield/ ha.
Sedangkan FFB Quality berhubungan erat dengan rotasi
/ pusingan panen, kualitas jalan, pengawasan, dan sistem grading yang dilaksanakan
di lapangan, serta sistem evakuasi buah dari piringan ke TPH maupun transport
dari TPH ke PKS .
A.
ORGANISASI
DAN METODE PANEN
A.1. Organisasi
Panen
Panen adalah kegiatan memotong tandan buah pada
tingkat kematangan yang optimum, mengutip semua brondolan yang jatuh berada di
dalam atau di luar piringan, kemudian mengumpulkannya ke tempat yang sudah
disediakan yang disebut dengan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), ukuran 2x 3 m
yang letaknya diujung pasar pikul di pinggir jalan Collection Road (CR), masing
–masing dengan jarak 3 rintis untuk 1 TPH, kedua kegiatan ini harus
dilaksanakan pada hari yang sama.
Tanggal
Pelaksanaan Permulaan Panen
Kelapa sawit yang ditanam di satu areal atau blok
tertentu dapat dialihkan dari TBM ke TM apabila 60% dari tegakannya sudah
berbuah dengan berat tandan rata – rata 3-3,5 kg. Tandan buah disebut matang panen apabila
brondolannya telah lepas dan jatuh secara alami dari tandannya. Banyaknya
brondolan yang lepas dan jatuh seperti itu per kesatuan berat tandan ditentukan
sesuai dengan tingkat kematangan yang diinginkan untuk masing –masing kelompok
umur tanaman.
Tandan
yang sudah dipanen disebut Tandan Buah Segar (TBS). Perlu diingatkan bahwa setiap kali pemutasian
TBM ke TM harus dilakukan oleh Manager dan RC guna memastikan penentuan tanggal
pelaksanaan panen pertama. Pada kondisi
normal, panen dapat dimulai setelah 28 atau 30 bulan sejak penanaman .
Kebutuhan pemanen dan pembrondol
Menentukan
kebutuhan pemanen dan pembrondol adalah sangat penting dalam kaitannya dengan
jumlah rumah yang harus disediakan/dibangun. Pada dasarnya jumlah pengutip
brondolan diperhitungkan 1:1 dimana pada muslim low crop bisa lebih sedikit
dari jumlah pemanen .
Untuk
pamanen dan pembrondol harus diupayakan sebagai karyawan tetap (SKU), namun
pada situasi tertentu untuk pengutip
brodol sebagian dapat mengunakan karyawan lepas secara borongan yang
basis dan harga per kg nya ditentukan
oleh VPA.
Dasar
penentuan tenaga panen untuk setiap kebun kelapa sawit dihitung berdasarkan
produksi TBS setahun, brondolan, output dan hari efektif setahun.dengan
perhitungan sbb :
Kebutuhan pemanen = Total
produksi TBS setahun – brondolan
Rata-rata output pemanen x Hari efektif setahun.
Misalkan
produksi satu kebun 57.000 ton per tahun
dengan persentase brondolan 10 % dan rata-rata output 1.750 kg dan hari
efeftif setahun 280 hari maka pemanen yang harus disediakan sbb :
57.000 ton –5.700 ton = 105 Orang
1,75 ton x 280 hari
Untuk
keperluan perencanan jumlah pemanen pada areal baru berhubung produktivitas
pemanen secara rata-rata belum didapatkan, dapat dilakukan perkiraan sbb:
Panen
dengan dodos - 0.04 HK/ Ha, untuk areal
datar manual .
Panen
dengan dodos – 0.06 HK / Ha, uantuk areal gambut berbukit.
Mandoran Panen
Dalam
Operasional panen memakai dua jenis paket yang disesuaikan dengan kepentingan
dan persediaan tenaga kerja di kebun :
ü
System 1 Paket .
Pemanen harus bertanggung
jawab terhadap pengambilan buah, pengutipan brondolan secara sekaligus dan
biasanya dibantu oleh keluarganya untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan yang
biasa disebut dengan family system.
ü
Sistem 2 Paket
Sistem ini dilaksanakan
dengan pemisahan antara geng pemanen & pengutip brondol yang masing
–masing bertanggung jawab dengan tugas
yang ditentukan, pemanen tugasnya mengambil buah, penyusunan pelepah dan
membawa buah ke TPH sementara pengutip brondol hanya terbatas terhadap
kebersihan pengutipan brondolan dan
memastikan brondolan tidak tercampur dengan berbagai kotoran, seperti
sampah dan kotoran lain dan menempatkannya pada TPH sesuai takaran yang
ditentukan .
A.2. METODE PANEN
1.
Untuk
pelaksanaan pekerjaan panen maka dilakukan pembagian pusingan untuk masa 6
hari. Jadi setiap divisi membagi areal panen menjadi
enam bagian mulai hari Senin sampai dengan Sabtu
2.
Setiap
mandor panen membawahi 10 –15 pemanen (jumlah pemanen tergantung topografi)
3.
Ada 2 macam sistem pembagian ancak panen yaitu :
·
Ancak
giring, yaitu semua pemanen dalam melakukan pekerjaannya digiring oleh mandor
panen untuk pindah dari satu barisan yang ditentukan kebarisan lainnya .
Keuntungan :
Memudahkan pengawasan & transport TBS dan
hasil panen cepat keluar
Kerugian :
Kebersihan areal panen kurang
terjamin, perpindahan memakan waktu dan
menambah jarak tempuh pemanen .
·
Ancak
tetap, yaitu semua pemanen dibagi menjadi ancak tetap dan pada setiap pusingan
tetap mengerjakan panen pada tempat tersebut.
Keuntungan :
Kebersihan areal lebih terjamin karena
identifikasi ancak pemanen mudah dan pemanen tidak selalu sering berpindah.
Kerugian :
Menyulitkan transport TBS, karena buah tidak
terkonsolidasi pada satu hamparan tetapi terdapat di banyak jalan & tempat,
akibat kemampuan pemanen cenderung sangat berbeda, kemungkinan jalan rusak
tinggi karena sering dilalui kendaraan secara hilir mudik.
4. Dalam melakukan panen maka si
pemenen diberikan pengarahan untuk pemotongan pelepah dengan suatu ketentuan
dan juga standart untuk pemanen yaitu:
ü Tanaman muda : dua pelepah
dibawah tandan harus tinggal (songgo dua )
ü Tanaman tua : satu pelepah
dibawah tandan harus tinggal (songgo satu)
5. Dalam pelaksanaan panen yang
dilakukan akan terlihat kondisi pelepah – pelepah yang rusak dan untuk itu
tindakan yang dilakukan adalah:
ü Pelepah rusak /sengkleh karena panen,
harus dibuang dari pohon .
ü Pelepah rusak /sengkleh karena pelepah
layu secara alami, dibuang pada waktu dilakukan penunasan.
6.
Pelaksanaan Panen
ü
Pusingan panen dijaga antara 7-8 hari
disesuaikan dengan kondisi buah, sehingga
% brondol terhadap janjang 7 –10
%. Hal ini perlu, guna menjaga mutu CPO
yang dihasilkan yang terbaik dengan rendemen tertinggi & FFA terendah serta
keseimbangan biaya terjaga sehingga jangan terlalu banyak waktu untuk mengutip
brondolan di piringan.
ü
Buah harus diletakkan oleh pemanen di TPH secara
beraturan pada tempat yang telah ditentukan (TPH yang bernomor). Interval TPH
adalah setiap tiga pasar rintis adalah satu
TPH (3:1)
ü
Pemanen dalam setiap hari harus diusahakan
terkonsentrasi jangan terpencar- pencar dari satu mandoran dengan mandoran
lainnya, dan juga arah majunya dari satu kapvelt ke kapvelt lainnya diusahakan
menurut atau melawan putaran jarum jam, kedua aspek ini perlu dalam rangka
efisiensi transport.
ü
Menghindari adanya potongan –potangan ancak
panen di satu mondoran artinya di usahakan agar satu kadvelt selesai di potong
dalam satu hari .
ü
Sesudah selesai dipotong satu pasar rintis
pemanen harus langsung mengeluarkan buah ke TPH. Hal ini agar transport buah sudah dapat
dimulai paling lambat pkl. 08.30 setiap hari, oleh karena itu krani panen harus
secepatnya memeriksa dan menerima buah dengan pemberian tanda pemeriksaan.
Tidak dibenarkan kendaraan menunggu krani transport, tetapi krani transport
yang menunggu kendaraan .
ü
Realisasi tonase buah
yang dipotong setiap hari harus hampir sama dengan tonase taksasi buah yang
dibuat kemarin sorenya dengan cara
mandor harus terlebih dahulu melaksanakan sensus produksi harian,
hal ini diperlukan untuk tepatnya pengaturan & penentuan jumlah pemanen, kendaraan
yang akan disediakan.
ü
Panen buah hari minggu sebaiknya dihindari untuk
memberikan kesempatan waktu untuk perbaikan alat –alat transport buah dan
kesempatan istirahat kepada para pemanen, sopir, dan kernet.
Setelah diketahui sistim panen yang akan dilakukan
maka dilakukan cara panen yang baik dengan penerapan disiplin panen yaitu:
1.
TBS yang matang wajib panen :
a
Tidak ada buah mentah yang dipanen
b
Tidak ada buah matang yang tertinggal di pohon,
piringan, dan gawangan
c
Buah
diangkut ke TPH dan disusun rapi
d
Tidak
menyusun janjang busuk / kosong di TPH sehingga terbawa ke PKS
2. Potong pelepah harus dilakukan dengan cara
mepet ke pokok dan membentuk tapak kuda
miring keluar.
3. Pelepah yang sudah dipotong disusun rapi
menyebar di gawangan mati dan diantara pohon tidak boleh mengganggu jalan
rintis dan piringan dan susunannya berbentuk L.
4. Tangkai tandan dipotong mepet didalam blok
dengan membentuk huruf V.
5. TBS dan brondolan yang telah dikutib
diangkut dan disusun rapi antara 5 atau 10 buah per baris, di TPH yang telah
ditentukan dengan mecantumkan nomor pemanen, jumlah janjang dan nomor
pembrondol.
6.
Untuk meningkatkan mutu, maka brondolan di beri alas
(goni ex pupuk)
7.
Diusahakan seminimal mungkin pelukaan buah pada waktu
memotong buah, membawa ke TPH, mengangkut ke truk serta buah tidak kotor karena
bercampur tanah, pasir atau sampah, begitu pula dengan brondolan karena hal
tersebut akan mempengaruhi kenaikan FFA
B.
KRITERIA & MUTU PANEN
Kriteria matang panen
ditentukan pada saat kandungan minyak maksimal dalam daging buah dan kandungan
asam lemak bebas serendah mungkin dan yang umum dipergunakan sekarang adalah
apabila dari tandan telah terdapat 2 brondolan telah lepas secara alami per kg
tandan yang dipanen (contoh:
tandan berat 15 kg, telah membrondol 30 butir). Dengan kriteria ini akan diperoleh TBS yang
kematangan paling optimal yaitu fraksi 2 dan 3 dengan rendemen 23 – 24 %.
Tingkat kematangan tandan ini ditentukan oleh
derajat kematangan buah yang dikenal dengan fraksi tandan, yaitu persentase
buah luar yang membrondol dengan kriteria sebagai berikut :
Fraksi
Kematangan
|
Jumlah
brondolan yang lepas / tandan
|
Derajat
|
0
|
Brondolan
lepas < 3 per tandan, buah warna hitam
|
Mentah
|
1
|
Diantara
3 per tandan s/d < standart minimum
|
Kurang Matang
|
2-3
|
Antara
2 butir s/d 50 % brondol lepas dari tandan
|
Matang
|
4
|
Membrondol
> 50 % dari total brondol di tandan
|
Lewat Matang
|
5
|
Brondol
tersebar s/d tidak ada sama sekali di tandan
|
Janjang Kosong
|
Untuk memperoleh mutu panen yang baik, diperlukan
perhatian hal-hal sebagai berikut:
a
Berat
TBS yang di panen minimal 3 kg per tandan
b
Pemotongan
buah dapat dilakukan bila di piringan telah dijumpai 2 butir brondolan untuk
setiap kg TBS yang lepas secara alami
c
Brondolan
yang terdapat dipiringan dan ketiak daun pelepah harus dikutip dan diangkut ke
TPH.
d
Gagang
/ tangkai buah yang tertinggal ditandan, dipotong sependek mungkin untuk TBS
yang beratnya dibawah 15 kg, dan dipotong berbentuk (V)/ mulut kodok untuk
tandan yang beratnya > 15 kg.
e
Tandan
Buah Segar (TBS ) yang terdapat di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) harus matang
panen dan buah mentah tidak boleh ada .
f
Di
Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) tidak diperkenankan adanya janjang kosong.
g
Tandan
Buah Segar (TBS) yang dipanen hari itu juga dalam waktu 24 jam harus diangkut
ke PKS dan tidak diperkenankan bermalam di TPH (Restan).
h
Buah
dan brondolan yang dikirim ke PKS harus bersih, dan tidak bercampur dengan
pasir serta sampah lainnya.
i
Untuk
brondol lepas disusun disamping TBS yang harus dilapisi dengan karung goni ex
pupuk yang telah dibelah .
Dalam
proses pengiriman TBS dari kebun ke pabrik dipandang perlu mengadakan
pemeriksaan mutu TBS yang diterima di PKS dengan cara penggolongan buah
berdasarkan tingkat kematangan sesuai standart fraksi yang telah ditentukan
perusahaan, langkah ini dilakukan agar dapat mewujudkan perolehan kwantitas dan
kwalitas minyak yang dihasilkan sebagai acuan /data awal guna pengambilan
langkah perbaikan yang diperlukan oleh kebun dan pabrik , apabila ditemukan
penyimpangan dari standart kematangan buah minimum yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
Untuk
perkebunan Sinar Mas Standart Mutu Panen yang ditentukan sebagai berikut:
1. Kematangan dan % Berondolan lepas
Gologan
|
Target %
|
Buah Mentah
|
0%
|
Buah Kuran Matang
|
Max 5%
|
Buah Matang (Memuaskan)
|
Min 85%
|
Buah Terlalu Matang
|
Max 5%
|
Buah Janjang Kosong
|
Max 1%
|
Total
Buah Nomal
|
Min 96%
|
Pathenocarpy
|
Max 1%
|
Buah keras (Hard Bunch)
|
Max 3%
|
Total Buah
Abnormal
|
Max 4%
|
Grand Total
|
100
|
Brondolan lepas
|
7-12 %
|
2. Kerusakan
Akibat Digigit Tikus
Kategori
|
Target
|
Tidak Rusak
|
Min 95 %
|
Kerusakan Ringan
|
Max 5 %
|
Kerusakan Berat
|
0
|
Total
|
100
|
C. PENYEBARAN PANEN
Menghitung penyebaran panen pada tanaman kelapa
sawit merupakan salah satu pekerjaan sehari –hari (rutin) yang dikerjakan
sehari sebelum panen dilaksanakan.
Pemeriksaan ini sangat sederhana yaitu menghitung penyebaran pokok
yang tandannya sudah dapat panen
besoknya menurut kreteria yang telah ditentukan. Misalnya diperoleh angka 3 maka ini berati
dari setiap hektar yang berisi 143 pokok, akan dapat dipanen atau dikunjungi
143 / 3 = 48 pokok/Ha. Makin rendah angka penyebaran panen berarti makin banyak
pokok yang akan dapat dipanen.
Jika rata- rata berat tandan dari blok tersebut
diketahui atau dapat ditaksir beratnya dan perbandingan jumlah tandan terhadap
pokok yang akan dipanen dapat ditaksir (indeks panen tandan) dengan cara
perhitungan antar jumlah tandan panen terhadap pokok panen, maka dengan mudah
akan dapat ditaksir berapa ton tandan yang akan diperoleh. Dengan demikian akan dapat ditaksir berapa
jumlah pemanen yang diperlukan dan jumlah truck yang dibutuhkan untuk
pengangkutan.
Dibawah ini akan diuraikan metoda kerja yang
dilakukan pada tanaman muda, guna mengetahui kisaran angka penyebaran panen
dengan system panen sekali seminggu (6/7), indeks panen tanda pada perkembangan
rata –rata berat tandan . Demikian
juga dengan iklim fluktuasi produksi bulanan (% penyebaran panen bulanan).
1.Pedoman dan cara perhitungan tandan
buah matang
Dilaksanakan
secara harian yang diperlukan guna pengaturan tenaga panen dan permintaan
jumlah kendaraan untuk angkut TBS serta pengaturan pengolahan di pabrik.
Langkah –langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a
Dibutuhkan sample minimal 2 ancak pemanen per mandoran
yang diharapkan telah mewakili seluruh ancak yang dipanen pada keesokan
harinya.
b
Pemeriksaan / pencatatan dilaksanakan terhadap buah
yang dapat dipanen sesuai kriteria panen fraksi 2, 3 dan 4 serta menghitung
jumlah pokok yang dapat dipanen, jumlah pokok yang menjadi sampel .
c
Pemeriksaan dilaksanakan oleh masing –masing mandor
pada siang hari manjelang usai panen pada hari itu tanpa ada penambahan tenaga
khusus, dan mencatat pada form yang disediakan yakni jumlah tandan masak,
jumlah pokok dapat dipanen, dan jumlah pokok sampel yang diperiksa.
d
Dari data yang terkumpul akan dapat dihitung “Angka
Kerapatan Panen”, guna dasar perhitungan taksasi panen pada keesokan harinya
dengan rumus berikut:
AKP = Jumlah Tandan Buah / Jumlah Pokok
Sampel
Dari AKP, dan data lain seperti luas ancak panen,
jumlah pokok keseluruhan rencana panen dapat diketahui taksasi produksi dengan
contoh berikut:
Misal; pokok periksa 715 pokok dengan jumlah tandan
masak 240 buah, luas panen 120 Ha, dengan rata –rata populasi 143 pkk/Ha,
dengan berat tadan rata –rata 18 kg /tandan maka taksasi produksi untuk
keesokan harinya adalah:
120 Ha x
143 pkk/ Ha x 240 tandan
x 18 kg = 103.680 kg.
715 pkk
2.Pedoman
dan Cara Perhitungan Bunga Betina & Buah Untuk Meramalkan Produksi
Untuk meramalkan produksi pada periode tertentu,
biasanya dilaksanakan 2 atau 3 kali setahun dan harus dilakukan serentak dalam
waktu 15 hari sudah harus selesai, untuk 2 kali setahun dilaksanakan pada bulan
Juni / Desember sementara untuk 3 kali dilaksanakan April /Agustus / Desember,
dengan cara berikut:
a
Dibutuhkan sample sekitar 5 % dari jumlah luas areal TM
yang dapat mewakili seluruh ancak yang dipanen pada areal divisi / kebun,
dilaksanakan oleh team yang terdiri dari 2 orang, satu orang menghitung
/melihat keadaan buah dan yang lain mencatat, kebutuhan tenaga tegantung kepada
keadaan tanaman, ketinggian dan tophography areal, secara rata –rata
prestasinya 0,03-0,05 HK/ Ha.
b
Dari pokok yang akan dipanen, tentukan sample dengan
interval 5 baris, misalnya kalau sample pertama dimulai baris ke –5, maka
sensus berikutnya baris ke: 10, 15 s/d baris terakir dari block yang
diamati. Pada setiap pengamatan pada
baris yang ditentukan catat umur buah 1 s/d 6 bulan, dan juga hitung pokok yang
dilalui atas pokok produktif, jantan, dan pokok steril.
c.
Dari hasil
pencatatan atas sensus yang dibuat akan disusun penyusunan taksasi produksi
sesuai jadwal sensus yang ditentukan sebelumnya:
d.
Jadwal pelaksanaan sensus
Jadwal Estimasi
untuk Buah
01-15 April Mei – Juni – Juli
-Agustus
01-15 Agustus Sept- Okt - Nop – Desember.
01-15 Desember Jan – Februari –Maret
–April
e.
Sesuai dengan angka –angka yang didapatkan atas jumlah
tandan berdasarkan umur TBS dan jumlah pokok yang di periksa dapat dihitung
karapatan penen .
Jumlah Tandan Buah
Jumlah pokok
dipanen
Contoh:
Tanaman tahun 1992 luas 245 ha, jumlah pokok 35.000 pokok, jumlah pokok yang
dihitung 1700 pokok, dengan cadangan TBS umur 5 bulan: 2.091 tandan, umur 4 bulan : 2.500 tandan, umur 3 bulan: 1.800
tandan, umur 2 bulan: 1.750 tandan. Maka perkiraan produksi sebagai berikut :
Estimasi Produksi bulan
depan = 35.000/1.700 x 2.091 tandan
= 43.050 tandan x 18 kg (BJR)
= 774.900 kg
Semua
catatan hasil perhitungan buah supaya disimpan sebaik –baiknya di kantor divisi
yang sewaktu –waktu dapat diteliti oleh semua petugas yang memerlukan .
3.Penentuan Rencana Taksasi Produksi
Untuk
menentukan taksasi produksi, baik per divisi maupun per kebun pertahun tanam
didasarkan atas hal- hal sebagai brikut:
a
Jumlah inventaris pokok
b
Perbandingan realisasi potensi produksi (kg /Ha/ Thn
tanam) selama 3 tahun yang lalu dan produksi s/d semester – I tahun berjalan .
c
Perbandingan trend produksi selama 5 tahun atau paling
sedikit selama 2 tahun .
d
Perbandingan realisasi produksi dengan jumlah produksi
menurut perhitungan bunga 3 tahun lalu dan produksi semester – I tahun
berjalan.
e
Memperhitungkan tanaman –tanaman yang bakal menaik /
turun produksinya sesuai dengan pertambahan umur tanaman
4.Pengenalan Tandan Buah Sawit Sesuai Umur
Umur
setelah Keadaan /Bunga Daging
Seludang Tandan buah Cangkang Inti Embryo
1.Bulan Buah kecil putih kehi Putih
lem Berupa
berbentuk jauan, lunak but. Cairan Belum terlihat
2.Bulan Tandan Muda Putih ke Putih
agak seperti Belum terlihat.
Hijauan Keras
. Agar-agar.
3.Bulan Tandan Kuning Kuning ke Coklat
Muda
Hijauan
keras Mengera Titip
putih.
4. Bulan Tandan Kuning ke Coklat Putih Normal
Mentah Merahan
Keras. Keras. 3.5
mm.
5. Bulan Tanda Merah Ke- Coklet Putih Normal
Masak kuningan
tua keras Keras . 3.5
mm
Buah mem Merah Hitam Putih Nomal
Brondol keras keras 2.3.5 mm.
Tabel 1. Perhitungan tandan sesuai kondisi
buah
Pokok No .5 Pokok
No.10 Pokok No 15 Jumlah
Baris kondisi
Kondisi Kondisi
1 2 3 4 5 Jlh 1
2 3 4 5 Jlh 1 2 3 4 5 Jlh
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Tabel 2 Rekapitulasi
perhitungan tandan
|
Luas
|
jlh
|
Pengamaatan
|
|
|
|
Estimasi Produksi
|
Blok
|
Tanam
|
(Ha)
|
Pokok
|
Pokok
|
2
|
3
|
4
|
Bjr
|
JAN
|
MAR
|
APRIL
|
TOTAL
|
TOTAL
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
11+12+13+14
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4x9x10
|
4x8x10
|
4x7x10
|
4x6x10
|
5
|
5
|
5
|
5
|
|
Divisi ,…………/………..2005
Assisten
(………………………………..)
D. PELAKSANAAN PANEN
Untuk memastikan dan menjaga agar panen dapat
terlaksana dengan baik perlu diatur ancak / kaveld panen, yang disesuaikan dengan tingkat pusingan dan rotasi yang
ditentukan.
·
Pengaturan
ancak panen
Pembagian ancak panen diatur sedemikian rupa
sehingga memudahkan dalam pengawasan pekerjaan panen dan pengangkutan hasil
dimana areal panen masing –masing divisi harus terbagi menjadi 6 ancak yang disesuaikan dengan konsep
pusingan 6/7 dengan pengertian: semua
areal panen divisi dapat terpanen secara keseluruhan dari senin s/d sabtu, dan
pada hari minggu sebagai hari istirahat. Untuk itu Estate Manager harus dapat
memastikan dan mempertahankan setiap areal dapat di panen 4 kali per bulan,
pada waktu mendekati buah puncak harus diambil tindakan untuk mempercepat
rotasi dibawah 7 hari .
Didalam pelaksanaan panen terdapat system:
Ancak
panen tetap, dimana setiap pemanen melaksanakan panen areal yang tetap/tertetu
dikerjakan secara rutin, dan pemanen harus bertanggung jawab menyelesaikan
sesuai luas yang ditentukan setiap hari tanpa ada yang ketinggalan.
Ancak
giring, pembagian luas panen disesuaikan dengan kemampuan masing –masing
pemanen, dilaksanakan setiap hari, pengaturan oleh mandor panen, secara
berurutan guna memastikan semua areal panen pada hari itu sudah terancak secara
penuh. Pembagian areal setiap harinya
selalu berubah disesuaikan dengan kerapatan panen dan kehadiran para pemanen,
misalnya pembagian ancak setiap pemenen 1- 4 baris dan dapat ditambah kembali
setelah ancak pertama dapat diselesaikan.
Penentuan system ancak panen disesuaikan dengan kondisi kesulitan areal
dan harus mendapat persetujuan sebelumnya dari Estate Manager.
Pembagian Ancak dengan Kerbau dan Tanpa Kerbau
a
Pembagian
Ancak dengan Kerbau
Tahap I
ü Jam 07.00-09.00……………..Panen TBS ( kerbau
makan)
ü Jam 09.00-10.00……………..Kerbau angkut TBS ke
TPH
Tahap II
ü
Jam 10.00-12.00 ……………….. Panen TBS (kerbau
berendam diair / makan )
ü Jam 12.00-12.30 ………………..Pemanen Istirahat
(Makan Siang )
ü Jam
12.30-14.00………………..Kerbau angkut TBS ke TPH.
Pengaturan waktu diatas bertujuan untuk:
ü
Memberikan waktu istirahat yang cukup bagi kerbau
ü Pada jam 10.00 pagi TBS sudah dapat segera
dikrim ke PKS
Pelaksanaan panen
ü
Setiap pemanen mendapat luas ancak seluas 5 ha
sekali panen
ü
Pagi sebelum melakukan potong buah, pemanen
mengikat kerbaunya dekat lokasi panennya, dipilih tempat banyak rumputnya.
ü
Pemanen potong buah dan TBS diletakkan di
piringan sebelah pasar pikul, brondolan dikutip dan di letakkan didekat TBS.
ü
Setelah dipanen kerbau menarik gerobak kayu dan
memuat TBS dan brondolan di piringan.
Daya muat gerobak kurang lebih 400 kg sekali angkut ke TPH.
Adapun syarat-syarat kerbau sebagi berikut:
ü
Jantan lebih baik digunakan dari pada betina
ü
Umur 2-2,5 tahun
ü
Badan besar
ü
Tidak cacat
ü
Leher besar dan punggung rata
ü Kaki depan lebih pendek dari kaki belakang
ü Bila berjalan kaki belakang tidak
bersinggungan
ü
Pangkal kaki besar.
b.Pembagian
Ancak tanpa Kerbau
Areal panen dalam satu divisi dibagi enam dengan
luas yang relatif sama pembagian ancak disesuaikan dengan kondisi /luas areal
dan organisasi panen. Setiap ancak
diatur sedemikian rupa sebagai rantai yang berhubung-hubungan untuk memudahkan
pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil.
2.Tempat
Pengumpulan Hasil (TPH )
Merupakan suatu tempat yang disediakan bagi pemanen untuk mengumpulkan TBS dan
brondolan. TBS dan brondolan disusun
berjajar dengan rapi untuk memudahkan penghitungan dan pengangkutan. Ukuran TPH 2 x 3 m pada setiap 6 baris (3
pasar pikul) di sepanjang jalan produksi /collection road. TPH harus selalu dalam konsisi bersih agar
TBS dan brondolan tidak tercampur tanah dan sampah.
3.Pusingan
Panen
Pusingan panen disesuaikan dengan penyebaran tandan
buah yang akan dipetik, jam kerja atau kebutuhan bahan olah pabrik. Pada waktu panen rendah, sedang dan puncak
pusingan panen masing –masing adalah 5/7 dan 6/7, sejak dengan pusingan
tersebut, maka ancak panen dibagi menjadi 5 dan 6 bagian. Banyaknya TBS yang dipanen dari setiap ancak
perhari hendaknya tidak berbeda jauh, untuk itu pengelola kebun harus dapat
memastikan setiap areal panen harus dapat di panen minimal 4 kali perbulan .
Pusingan panen (potong buah) erat sekali kaitannya
dengan kecepatan kematangan buah.
Perubahan kematangan buah akan menimbulkan perubahan terhadap pusingan
panen. Pada panen tahun pertama pusingan panen 9-10 hari, kemudian pada panen
tahun kedua dan seterusnya pusingan panen 7 hari .
4. Peralatan Panen dan Tunas
Alat –alat panen yang lazim digunakan di
kebun kelapa sawit antara lain sebagai berikut:
·
Tanaman umur < 8 Tahun
Dodos disesuaikan dengan
umur tanaman pada tanaman tahun pertama s/d usia 5 tahun, lebar mata 8 –12,5 cm,
untuk tanaman lebih tua dengan dodos lebar mata 14 cm, peralatan panen
pendukung seperti kampak, gancu, batu asah dan angkong.
·
Tanaman
umur >8 tahun.
·
Tanaman dengan umur lebih dari 8 tahun. Sudah
harus menggunakan Egrek sedangkan pemakaian galah bambu biasanya untuk tanaman
remaja dengan tingggi kurang dari 6 meter sementara Galah Alluminium untuk tanaman tinggi lebih dari 6 meter.
Alat
–alat lainnya yang diperlukan untuk mengangkut TBS dari dalam ke TPH disediakan
disesuaikan kebutuhannya seperti, alat pikul, keranjang, atau goni pukul,
kereta sorong /angkong, kerbau /kereta
yang dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan lapangan.
Untuk
peralatan pengutipan brondolan, harus disediakan gancu kecil/cokeran pada
tanaman muda (<5 tahun), guna mengorek brondolan yang terangkut di ketiak
pelepah, ember yang seragam dan karung yang dibelah sebagai alat lapis
berondolan di TPH sbb:
Untuk
detailnya peralatan panen yang selalu digunakan pada pekerjaan panen sebagai
berkut:
§ Dodos kecil (lebar mata 8 –12,5 cm)
Digunakan pada tanaman umur 3 – 5 tahun (panen
tahun pertama )
§ Dodos besar (lebar mata 14 cm)
Digunakan pada tanaman umur 5- 8 tahun (tinggi
< 4 m )
§
Egrek
Digunakan pada tanaman umur > 8 tahun (tinggi
> 4 m)
§
Bambu /galah egrek
Bambu digunakan untuk
tanaman dengan tinggi max 6 m
Galah Alluminium digunakan
untuk tanaman dengan tinggi > 6 m
§
Tali karet ban dalam
Sebagai pengikat pisau
egrek dan sambung galah.
§
Kampak
Digunakan untuk memotong tangkai buah dan pelepah
§
Gancu
Memuat TBS ke angkong
§
Angkong
Melangsir TBS dari pokok
ke TPH
§
Gerobak kerbau
Melangsir TBS dari pokok
ke TPH (Kapasitas 350-500 kg)
§
Ember brondolan
Tempat takaran brondolan yakni ember anti pecah 22
liter ( 7 kg / ember)
5. Memotong Buah
Metode & Cara Panen
Panen harus diorganisasi sedemikian rupa sehingga
setiap anggota kelompok akan menjadi kelompok yang kompak, baik untuk
memudahkan pengawasan maupun untuk effesiensi pengangkutan TBS.
§
Dodos
atau egrek
Sampai dengan pohon
ketinggian 2.5 m di atas tanah, panen harus dilakukan dengan memakai
dodos. Bilamana janjang sudah berada
diatas 2.5 m diatas tanah maka digunakan egrek .
§ Pembuangan pelepah daun pada waktu panen
Sebelum buah terendah mancapai ketinggian 90 cm
dari permukaan tanah harus dihindarkan pembuangan pelepah pada waktu
panen. Selama pohon masih dipanen dengan
dodos dengan ketinggian diatas 90 cm, harus diupayakan melakukan panen tanpa
memotong/ membuang pelepah. Dalam hal
tidak dapat dihindarkan pemotongan pelepah pada tanaman muda harus seminimum
mungkin dengan prinsip harus
mempertahankan jumlah 2 pelepah yang menyangga buah terendah (songgo 2)
dan satu pelepah (songgo 1) dibawah janjang terendah pada areal tanaman yang
lebih tua dengan panen mengunakan egrek.
Pelepah yang diturunkan harus dipotong mepet (tapak
kuda keluar), tidak boleh sengkleh atau tergantung. Hasil potongan pelepah disusun di gawangan mati dan tidak boleh menutupi
piringan, pasar pikul, dan parit. Pada
areal bergelombang & berbukit diupayakan penyusunan pelepah searah countur
dengan tujuan menahan erosi.
§
Pelepah
daun yang rusak sebagian
Bilamana suatu pelepah
ternyata terpotong sebagian pada waktu operasi panen maka pemanen harus
membuangnya dan menyusun pelepah sebagaiamana merstinya.
Pada pohon sawit yang
memiliki pelepah muda dan layu (sengkleh), maka pelepah tesebut tidak perlu
dipotong kecuali telah kering dan mati.
§
Cara
Panen
TBS yang dipanen adalah
yang telah memenuhi persyaratan kriteria matang panen yaitu 2 butir brondolan
lepas per kg TBS. Dalam suatu keadaan tertentu apabila tampak
bahwa sudah membrondol tetapi di piringan tidak dijumpai brondolan, tandan
tersebut dijolok dengan punggung egrek, dan apabila brondolan mudah jatuh, maka
tandan tersebut harus dipotong.
§
Pengumpulan TBS di TPH
Buah
yang telah selesai dipotong diletakkan dipiringan mengarah ke pasar pikul. Sebelum diangkat, gagang panjang harus
di potong berbentuk V, maksimal panjang 2,5 cm untuk TBS yang di panen dengan
egrek, sementara TBS yang dipanen dengan dodos tangkai dipotong semepet mungkin
ke pangkal TBS. Buah disusun rapi di TPH secara berbaris 5 atau 10 buah dengan
gagang ke atas dan brondolan tertumpuk sesuai takaran beralaskan goni eks pupuk
terpisah dengan tandan.
§
Susunan
TBS di TPH
Pengangkutan
menggunakan crane, TBS harus disusun di TPH secara melingkar dan bertingkat
sejumlah 20-24 janjang dengan ketinggian sebannyak 3 lapis, susunan bawah 10
janjang, tengah 8 janjang, dan 6 janjang pada lapisan atas.
Brondolan
harus ditumpukkan di dalam goni guna memudahkan pengangkutan ke dalam kotak
Prestasi
dari unit kendaraan yang menggunakan crane tergantung jarak ke pabrik secara
rata-rata seperti berikut:
§ Mengunakan Crane -Net sekitar
35 Ton .
§
Mengunakan Crane
–Crapple sekitar 40 Ton
6.Pengawasan
dan Pemeriksaan Panen
Management harus menentukan bahwa telah terdapat system
pengawasan panen yang memadai di lapangan dan pemeriksaan yang cukup untuk
pencatatan janjang yang terletak di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
§
Pengawasan
panen di lapangan
Untuk mencapai tingkat pengawasan yang efektif,
biasanya satu orang mandor mengawasi
20-30 pekerja, yang bersangkutan mengawasi sekaligus pekerja panen dan pengutip
brondolan.
Maka harus memastikan bahwa semua ancak panen pada
mandoran yang dialokasikan kepadanya telah dapat dilaksanakan kegiatan panen
dan pengutip brondol secara penuh dipanen pada tingkat standart yang memuaskan,
termasuk penumpukkan yang benar terhadap semua pelepah yanng dipotong dan
pengangkutan semua hasil pada TPH
Beberapa saat sebelum panen usai, pada setiap hari
dilaksanakan pemeriksaan pasca panen yang disebut speksi panen detail,
pekerjaan ini dilaksanakan secara rutin terhadap minimum 2 orang pemanen oleh
Mandor Panen, Mandor I dan Assisten yang
meliputi pengecekan terhadap buah matang tidak dipanen (buah tinggal),
brondolan tidak dikutip, kesalahan terhadap pemotongan pelepah, hasil
pemeriksaan di tuangkan dalam bentuk laporan inspeksi seperti bentuk formulir
terlampir.
§
Pengawasan
di Tempat Pengumpulan Hasil
Untuk setiap satu mandoran panen ditugaskan
satu orang krani produksi yang bertugas
untuk menghitung dan mencatat buah dan melakukan penimbangan brondolan secara
acak di TPH, guna memastikan tumpukan brondolan sudah benar.
Krani produksi juga mencatat dan melaporkan bentuk
kesalahn panen yang terindentifikasi di TPH seperti buah mentah, gagang panjang
guna tidak lanjut denda dan pembinaan kepada pekerja yang melakukannya. Selanjutnya krani produksi berkewajiban
memisahkan janjang kosong dan mengupayakan mangecek sisa brondolan yang masih ada di tandan
sebelum dibuang di gawangan mati
Secara rutin setiap hari kerja, pengawasan dan
pemeriksaan panen dilaksanakan oleh Askep, Asisten, Mandor I, dan Mandor
Panen. Secara berkala dilaksanakan oleh
pimpinan kebun.
Asisten dan Mandor I setiap hari kerja memeriksa
pemanen secara random yang meliputi pemeriksaan
pasca panen dan pemeriksaan hasil panen di TPH.
Mandor Panen, aktif mengawasi pekerjaan potong buah
dan memastikan semua buah matang dapat dipanen semua, brondolan dapat dikutip
semua dan diangkut ke TPH
Krani
panen, menghitung setiap janjang dan brondolan di TPH, memeriksa mutu dan
standar tumpukan 7 kg / tumpuk. Buah dan
brondol dicatat di buku penerimaan buah
Pemeriksaan pasca panen
Merupakan pekerjaan rutin dari Asisten bersama dengan Mandor I dan Mandor
Panen yakni melaksanakan
speksi panen detail. Speksi panen detail
adalah pemeriksaan pada ancak yang sudah dipanen pada hari panen yang meliputi
pengecekan terhadap buah tinggal (buah matang tidak dipanen), brondolan tinggal (brondolan tidak dikutip), dan
susunan pelepah. Apabila dijumpai buah tinggal dan brondolan tinggal maka
pemanen serta pembrondol dipanggil dan wajib memotong dan mengutip ulang. Buah dan brondolan tinggal tersebut dihitung
untuk menentukan denda kepada pemanen dan pembrondol.
7. Pemeriksaan Panen / Inspeksi dan hal –hal yang diperiksa
Hal-hal yang diperiksa di
ancak / kadveld
§ Adanya buah matang dipokok tidak di panen
(buah tinggal)
§ Adanya buah mentah yang dipotong tetapi
disembunyikan disekitar gawangan.
§ Adanya brondolan yang ketinggalan
disekitar piringan, pasar pikul, gawangan, dan diketiak pelepah .
§ Susunan pelepah yang tidak teratur di
gawangan mati yang telah ditentukan .
a. Di Tempat Penerimaan Hasil
§
Jumlah persentase buah mentah
§
Susunan tandan
§
Panjang gagang tandan
§
Jumlah persentase brondolan .
Inspeksi
Panen
a.
Pelaksanaan oleh Mandor panen , Mandor I
dan Asisten .
§ Setiap hari dengan cara bergantian setiap
mandoran sesuai rencana yang telah dibuat sehingga merata untuk semua mandoran panen .
§
Dilakukan minimal dua pemanen per mandoran dan
50 pokok dipanen tiap pemanen
§
Hasil
speksi harian dicatat dalam form speksi
panen dan diparaf oleh mandor panen, mandor I dan asisten yang
selanjutnya dapat dijadikan dasar pemberian sanksi kepada pemanen, mandor panen
dan mandor I.
§ Askep dan pimpinan kebun harus
melaksanakan speksi minimal sebulan sekali permandoran per divisi.
b.
Contoh laporan Inspeksi Panen Kelapa Sawit
Kebun : ………………… Divisi : ………….
JABATAN
|
PARAF
|
THN
TANAM
|
|
|
|
|
|
BLOK
|
|
|
|
Mandor
1
|
|
JAM
|
|
|
|
( )
|
( )
|
JLH
POHON
|
|
|
|
Asisten
|
|
INSPEKSI
|
|
|
|
( )
|
( )
|
|
|
|
|
Askep
|
|
|
|
|
|
( )
|
( )
|
|
|
|
|
Manager
|
|
|
|
|
|
( )
|
( )
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jlh pohon yg dipanen tdk dikutip brondolan
|
|
|
|
|
Jlh jjg yg layak dipanen tdk dipanen
|
|
|
|
|
Jlh buah mentah yang dipanen
|
|
|
|
|
Jlh buah dengan tangkai panjang
|
|
|
|
|
Jlh phn dgn pelepah tdk dipotong/susun dgn baik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Diperiksa
|
|
|
|
|
|
Diperiksa
|
|
|
|
|
|
Diperiksa
|
|
|
|
|
Tanggal : ………………… Pemanen : ………….
|
|
|
|
|
|
|
Diperiksa :
1. ………………..
2. ………………..
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9. Nilai
kesalahan /finalty untuk pemanen
Penetapan denda terhadap kesalahan tukang panen bertujuan:
¨
Meningkatkan disiplin kerja
¨
Menaikkan moral tukang panen karena adil
¨
Meningkatkan mutu dan rendemen minyak
¨ Mengacu pada peningkatan out put /
produktivitas pemanen .
Denda
terhadap kesalahan pemanen
Jenis Kesalahan
|
Denda dalam Rupiah
|
Gol 0 &
VI
|
Gol I s/d V
|
1.
Memotong buah mentah, tiap 1 janjang
2..
Tidak memotong buah yang masak atau meninggalkan buah yang telah dipotong
diancaknya, tiap 1 janjang,
3.
Menyusun buah tidak teratur / TPH
4.
Gagang terlalu panjang, tiap 1 janjang
5.
Salah memeotong pelepah / pelepah gantung /menyusun
pelepah tidak pada tempat yang telah ditentukan, tiap 1 pohon
|
400
400
200
200
200
|
1000
1000
400
400
400
|
Denda kesalahan pengutip brondolan
Jenis Kesalahan
|
Denda dalam Rupiah
|
1.Tidak bersih mengutip atau meningglkan brondolan dipiringan atau tempat lain diancaknya per
hari
Brondolan tidak bersih, campur pasir, brondolan kering,
sampah dan lain –lain per hari
Meletakkan brondolan tidak dialasi goni di TPH perhari
|
1000
400
400
|
10. Nilai Kesalahan / Finalty
untuk Mandor Panen dan Mandor I
Kesalahan
– kesalahan yang terjadi dalam setiap pekerjaan panen, kutip brondol dan
transport TBS, maka kepada supervisi yang bersangkutan dikenakan denda sebesar 4
% setiap hari dari jumlah premi sebulan yaitu
Mandor:
1. Membiarkan buah masak tidak dipanen tanpa
ditindak
2. Membiarkan pemanen memotong buah mentah
tanpa ditindak
3. Membiarkan pelepah tidak disusun dengan
baik dan pelepah gantung/sengkleh.
4. Membiarkan brondolan tidak dikutip dengan
bersih di piringan dan pasar pikul
Krani
1.
Menerima buah mentah tanpa ditindak .
2.
Tidak menindak pemanen yang meletakkan buah di luar TPH
atau brondolan tanpa dialasi goni di
TPH
3.
Tidak menindak pemanen yang memotong buah dengan gagang
terlalu panjang
4. Manipulasi data penerimaan buah/brondolan
oleh krani dapat diberikan sanksi PHK sepihak
5. Khusus krani transport tidak menindak atau melaporkan kesalahan atau
ketidakakuratan jumlah TBS / brondolan
di TPH dan kelancaran trasport.
Mandor I :
Tidak
menindak dan memonitor kesalahan yang dilakukan Pemanen / Pengutip brondol
maupun Pengawas (Mandor / Krani)
11.PELAKSANAAN PREMI PANEN
Untuk meningkatkan produktivitas,
kwantitas dan kwalitas TBS yang di panen oleh pemanen maka perlu dilakukan
penetapan system premi panen seperti berikut:
1.1.1.Daftar perhitungan dan pembayaran premi untuk pemanen .
Gol
|
Kondisi
|
Tinggi
|
Basis
|
Premi
|
Premi
Lebih Basis
|
Premi
Insentif
|
|
|
Pokok
|
Premi
|
Basis
|
Bjr
<=
12 kg
|
Bjr
>
12 kg
|
Bjr
>12<15
kg
|
Bjr
<22
kg
|
Bjr
>22 kg
|
I
|
II
|
|
|
Meter
|
jjg
|
Rp
|
(Rp
/Jjg)
|
(Rp
/Jjg)
|
(Rp
/Jjg)
|
(Rp/
Jjg)
|
(Rp
/Jjg)
|
Jlh
Jjg
|
Rp
/ HK
|
Jlh
Jjg
|
Rp
/ HK
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
I
|
D
|
>10
|
40
|
700
|
|
|
|
458
|
526
|
65
|
2600
|
85
|
4200
|
I
|
B
|
>10
|
30
|
700
|
|
|
|
575
|
661
|
55
|
2600
|
70
|
4200
|
II
|
D
|
8 –10
|
45
|
700
|
|
|
|
427
|
491
|
70
|
2200
|
90
|
3500
|
II
|
B
|
8 –10
|
35
|
700
|
|
|
|
535
|
615
|
60
|
2200
|
75
|
3500
|
III
|
D
|
5 - 8
|
55
|
700
|
|
|
|
291
|
335
|
90
|
1800
|
115
|
2900
|
III
|
B
|
5 - 8
|
40
|
700
|
|
|
|
317
|
365
|
80
|
1800
|
100
|
2900
|
IV
|
D
|
4 - 5
|
60
|
700
|
227
|
|
239
|
252
|
290
|
100
|
1300
|
130
|
2100
|
IV
|
B
|
4 - 5
|
45
|
700
|
250
|
|
263
|
277
|
319
|
90
|
1300
|
115
|
2100
|
V
|
D
|
3 - 4
|
75
|
700
|
207
|
|
|
230
|
|
120
|
1000
|
155
|
1600
|
V
|
B
|
3 - 4
|
60
|
700
|
229
|
|
|
255
|
|
110
|
1000
|
140
|
1600
|
VI
|
D
|
< 3
|
100
|
700
|
103
|
119
|
|
|
|
200
|
1000
|
260
|
1600
|
VI
|
B
|
< 3
|
90
|
700
|
129
|
149
|
|
|
|
180
|
1000
|
225
|
1600
|
0
|
0
|
PANEN I
|
130
|
700
|
139
|
|
|
|
|
200
|
1000
|
|
|
11.2.Perubahan
kenaikan gologan harus dengan perlakuan sensus lapangan sebanyak 5 % dari
golongan tersebut pada bulan Desember yang akan dipergunakan untuk tahun
berikutnya. Perubahan golongan baru diberlakukan apabila hasil sensusnya
mencapai minimal 50% dari kriteria
ketinggian pokok golongan diatasnya.
11.3
Berat janjang ditentukan setiap bulan dengan dasar hasil penimbangan PKS rata
–rata bulan berjalan untuk menentukan premi lebih dari 22 kg untuk bulan yang
bersangkutan.
11.4
Golongan O, apabila selama 3 bulan
berturut –turut mempunyai berat tandan rata-rata 5 kg ke atas dapat naik
golongan VI
11.5 Untuk tanaman golongan O pekerjaan panen
sebagai berikut:
¨ Bulan pertama panen : Pemanen di bayar
harian, dengan dinas 7 jam /hari
¨ Bulan ke dua : Diberikan sistem premi ini
dengan peraturan tambahan bahwa setiap 4 janjang kosong yang di bawa ke TPH di
hitung 1 janjang untuk pembayarannya.
¨
Bulan ketiga : Janjang kosong tidak dihitung
lagi
11.6.setiap ada perubahan pada butir11.1 s/d 11.4
harus dilaporkan kepada RC secara tertulis
untuk mendapatkan izin tertulis
dari RC,. RC kemudian membuat laporan ke VPA.
11.7 Pengutip
Brondolan
¨
SKU Harian
Basis premi yang harus
dicapai
Golongan Panen Kg Brondolan / HK
0
100
VI 120
I-V 160
Kelebihan basis dibayar sebagai
berikut:
Golongan Panen Rp/ Kg
Brondolan
O 169
VI 126
I-V 119
Dan tidak
ada lagi premi kerajinan basis/ harian
·
Buruh
Harian Lepas
Untuk tenaga BHL dibayar
langsung sesuai harga yang tercantum dibawah ini dan tidak ada lagi premi
kerjinan /harian .:
Golongan Panen Rp / Kg Brondolan
I 169
VI 126
I-V 119
Kewajiban pengutip brondol
a
Brondolan
harus dikutip bersih, tidak ada yang tertinggal diketiak pelepah, di piringan
atau tempat lainnya dalam ancak .
b
Brondolan
harus bersih, tidak bercapur pasir, sampah, tanah, tidak busuk/hitam /kering.
c
Brondolan harus diletakkan diatas goni di TPH atau pada
net jaring khusus brondolan .
11.8 Premi Mandor dan Krani
Besarnya premi panen unntuk masing-masing jabatan sebagai
berikut :
·
Mandor I
a.
1.5 x rata - rata premi Mandor Produksi atau
b.
1,5 x tata –rata
mandor panen + 0, 5 x rata –rata premi pengutip brondol SKU + 0,01 x totol
pendapatan pengutip brondol BHL yag ada di divisinya.
·
Mandor
Produksi
1, 5 x Rata- rata premi
pemanen + 1 ,5 x rata –rata premi pengutip brondol SKU + 0,05 x total
pendapatan pengutip brondol BHL yang
diawasinya.
·
Mandor
panen
1,5 x rata –rata premi pemanen yang diawasinya
·
Mandor
brondol
a. 1,5 x rata –rata premi pengutip brondol
SKU dan atau
b.
0,05
x total pendapatan pengutip brondol BHL yang diawasinya.
·
Krani
produksi
1,25 x rata –rata premi pemanen + 1 x rata –rata
premi pengutip brondol SKU +
0,1 x rata –rata pendapatan pengutip brondol BHL
yang ada dimandorannya .
·
Krani
Panen
1, 25 x rata –rata pemanen yang ada dimandorannya
.
·
Krani
brondol
1 x rata –rata premi
pengutip brondo SKU yang ada dimanorannya dan atau
0,1 x rata –rata pendapatan pengutip brondol BHL
yang ada dimandorannya .
·
Krani
Transport
Untuk setiap TBS yang diangkut
ke PKS dibayar sebesar Rp 250 per ton
11.9 Cara Perhitungan basis borongan yang
berlainan :
Tahun
Tanam
|
Basis
borong
|
Hasil
Panen
|
A
% hasil
panen
|
B
% Basis
borong
|
C
Basis borong
Hasil
|
D
Premi
Janjang
|
1979
1985
Total
|
40
55
95
|
30
50
80
|
75
91
166
|
45
55
100
|
18
30
48
|
12
20
32
|
Perhitungannya
sbb:
a. 30/40 x100 % = 75 %
50/55 x 100 % = 91 %
b. 75/166
x 100% = 45 %
91/166
x 100 % = 55 %
c. 45
% x 40 Jjg = 18
Jjg
55
% x 55 Jjg = 30
Jjg
d. 30Jjg
–18 Jjg =12
Jjg
50Jjg
– 30 jjg = 20 Jjg
E.
TRANSPORTASI
BUAH KELAPA SAWIT
1. UMUM
Tandan buah segar hasil pemanenan harus segera
diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan asam lemak bebasnya akan
meningkat. Pengangkutan yang dibutuhkan adalah pola angkut yang dapat
memperpendek waktu antara panen dengan pengolahan yang maksimum berjangka waktu
24 jam melalui dari panennya sampai kepada proses pengolahannya.
Asam
lemak bebas (ALB) atau FFA adalah derajat keasaman hasil produksi yang
diperoleh dari kondisi TBS / BRONDOLAN yang dikirim dari lapangan untuk diolah
PKS. Hal ini terbentuk karena adanya
kegiatan enzim lipase yang terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah lemak / minyak menjadi asam lemak dam
gliserol. Kerja enzim tersebut makin
aktif bila struktur sel buah matang mengalami kerusakan. Untuk itu pengangkutan TBS ke pabrik
mempunyai peranan yang sangat penting.
Untuk
mencegah hal ini maka prinsip panen tetap berpegang kepada standart panen dan
mencegah tandan buah/brodolan bermalam (restan) di lapangan serta menjaga
system pengangkutan yang tepat dan cepat ke PKS.
Pemilihan
alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah kerusakan buah selama
pengangkutan sekaligus menjaga kecepatan pengangkutan buah ke pabrik. Ada
beberapa alat angkut yang dapat digunakan untuk mengangkut TBS dari perkebunan
ke pabrik, yaitu truk, traktor gandengan (trailer), atau lori. Pemilihan alat angkut yang digunakan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama ketersediaan alat angkut dan kondisi
jalan yang dilalui.
2.TUJUAN
Hal –hal
penting yang perlu diperhatikan dalam menangani transportasi TBS, sebagai
berikut:
2.1. Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan
ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Ketidaklancaran transport akan mambuat
proses mutu yang tidak baik yang sekaligus berdampak kepada nilai jual hasil
produksi.
2.2. Operasi pengangkutan hendaknya
selalu saling mendukung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sifat
pengoperasiannya merupakan suatu segitiga (TRIANGLE) hubungan yang bersifat ``
tiga dalam satu `` sub –sistem yang mengarah kepada satu sistem induk yaitu
objective PAO (Panen – Angkut – Olah).
3. MANAGEMENT TRANSPORT
§
Pengangkutan
TBS
Pengangkutan TBS yang telah dipetik ke PKS merupakan
bagian dari rangkaian proses produksi minyak sawit. Kelancaran pengangkutan TBS adalah penting,
karena TBS yang sudah dipetik / dipanen harus segera dapat diolah, guna mendapatkan
mutu minyak sawit yang baik dan kandungan FFA nya rendah, serta menjamin agar
pabrik dapat beroperasi secara kontinu, dimana TBS harus selalu dapat tersedia
dalam jumlah yang cukup di pabrik.
Pemuatan
Secara Manual
§
Identifikasi
TBS Yang Siap di Muat
Krani produksi bertangung jawab untuk memastikan
bahwa semua janjang yang sudah diperiksa dicatat dan siap untuk dimuat telah
memiliki identifikasi yang cukup.
§
Pengawasan
pemuatan TBS di TPH
Pemuatan buah dan brondolan di TPH diawasi oleh
krani produksi, yang bertugas dan bertanggung jawab memastikan TBS yang dimuat
untuk dikirim ke PKS adalah TBS yang sudah diperiksa dan diberi tanda oleh
krani produksi.
Pemuatan TBS ke atas kendaraan, dilaksanakan dan
diangkut menggunakan tenaga manusia umumnya jumlahnya 2 orang per
kendaraan. Pengangkutan TBS harus
diangkat bersamaan dengan brondolan, dan harus dipastikan semuanya dalam
kondisi bersih tidak tercampur dengan kotoran seperti sampah, tanah, kerikil,
goni dan harus dihindarkan agar kegiatan bongkar muat tidak membuat luka pada
TBS dan brondolan. Untuk itu dilarang menggunakan alat seperti sekrap, cangkul
sebagai alat pengumpul brondolan untuk memuat ke truck.
§
Komunikasi
Salah satu faktor yang penting untuk menunjang
kelancaran pengangkutan TBS adalah komunikasi antara petugas lapangan, divisi,
petugas trasportir, dan petugas pabrik .
Pemanfaatan
sarana –sarana komunikasi yang efektif akan sangat membantu kelancaran
pengangkutan buah .
§
Perlakuan
Kegiatan Transport
Dalam kegiatan pengangkutan TBS memakai truck
dikenal perlakuan sebagai berikut:
§
Pengangkutan
Truk Kebun
Pengelolaan pengangkutan TBS & brondolan yang
dilaksanakan dan diawasi dengan menggunakan truck-truck milik kebun .
§
Pengangkutan oleh Pemborong
Pelaksanaan pengangkutan
TBS & brondolan dari lapangan ke PKS diikat dengan Syarat Perjanjian Kerja
(SPK) dengan pihak trasportir, system pembayaran dilkksanakan dengan harga per
kilogram TBS diangkut dari hasil penimbangan di PKS.
§
Pengangkutan
Double Handling
Pada areal yang
sulit kerena jalan rusak tidak bisa dimasuki dan dijangkau oleh truck produksi,
pada daerah itu harus dilakukan pelangsiran dengan menggunakan tracktor kebun
sampai jalan /tempat yang ditentukan dan dapat dijangkau oleh truck .
§
Kebutuhan
Truck
Untuk penentukan kebutuhan truck pengangkut TBS
didasarkan kepada perhitungan jumlah produksi bulanan, yang dihitung dari
produksi bulan pada panen puncak dan juga harus memperhitungkan prediksi
kerusakan unit, serta prestasi rata-rata satu unit truck setiap bulannya.
§
Pengamanan
Transport TBS
Antisipasi pencurian & jatuhnya TBS di jalan
raya, khsus pengiriman TBS kebun yang tidak mempunyai pabrik dan mengharuskan
melewati jalan raya diwajibkan setelah penimbangan di kebun, truk dengan muatan
TBS harus diberi jaring penutup yang dilengkapi dengan rantai keliling dan pada
simpulnya diberi segel yang hanya dapat dibuka oleh petugas di pabrik .
§
Pemuatan
Secara Mekanis
Guna mengurangi ketergantungan penyediaan tenaga
tukang muat untuk angkut TBS, dengan sulitnya mendapatkan tenaga manusia yang
mau dan mampu dalam jumlah yang cukup secara berkesinambungan, maka telah di
pikirkan untuk menggunakan alat transportasi dengan menggunakan kendaraan /
truck yang dilengkapi dengan crane jaring atau crapple, sehingga waktu dan
tenaga kerja dapat lebih efisien dan efektif.
§
Organisasi
kerja
Truck yang dilengkapi crane, manggunakan tenaga
kerja seorang sopir, dan satu orang kernet yang tugasnya, supir sebagi
pengemudi dan operator crane, sementara kernet untuk mengaitkan net ke cantolan
crane, juga menuangkan brondolan ke dalam net atau ke dalam kotak bila
menggunakan crapple.
Semua
produksi yang dipanen pada hari itu harus dapat diselesaikan pengangkutanya
pada hari yang sama ke PKS. Kemacetan
system angkut buah harian akan menyebabkan TBS restan / bermalam dilapangan
yang akan meningkatkan ALB/ FFA dan dapat merusak mutu hasil olah pabrik serta
menambah pengawasan terhadap hilangnya buah dari TPH maupun lapangan akibat
restan.
Beberapa
hal penting agar pengangkutan dapat lebih maksimal dalam hubungannya dengan
mutu olah, antara lain:
3.1 Taksasi Angkut
Program pengangkutan buah
diatur berdasarkan taksasi panen harian yang dibuat pada hari sebelumnya
sehingga jumlah kebutuhan kendaraan dan tenaga tukang muat buah dapat diatur
sedemikian rupa untuk kelancaran pengangkutan buah .
Selain hal diatas lokasi
/ancak panen akan menjadi perhitungan tersendiri terhadap jarak angkut ke PKS
yang akan berpengaruh terhadap jumlah trip pada masing-masing unit sehingga
kebutuhan jumlah kendaraan dapat dialokasikan lebih maksimal.
Jika terjadi buah restan
di TPH maka pada esok harinya harus diupayakan mendahulukan pengangkutan buah
restan artinya buah inap yang terlama, baru kemudian dilanjutkan dengan
pengangkutan buah yang baru dipanen pada hari tersebut.
3.2.Kuantitas
Unit
Armada angkutan harus dalam jumlah yang cukup dan terawat terutama
dalam menghadapi panen puncak ( peak crop). Pada bulan-bulan dimana panen rendah (low crop) semua kendaraan harus sudah
selesai melakukan reparasi berat.
3.3.
Persiapan dan Kualitas Unit
Semua kendaraan truk angkut buah ataupun traktor gandengan biasanya
digunakan untuk mengangkut karyawan ke lapangan atau keperluan yang lain, untuk
itu sebelum digunakan kendaraan tersebut harus diperiksa dahulu kondisinya baik
mesin maupun bak kendaraan dan diambil tindakan –tindakan yang diperlukan
sehingga pada saat digunakan tidak akan terjadi hambatan .
Kerusakan unit yang terjadi saat
operasional akan berdampak terhadap kelambatan kirim TBS dan bahkan buah restan
dilapangan. Untuk daerah rawan pencurian, pengangkutan harus
didahulukan dan dilengkapi dengan petugas keamanan .
3.4. Administrasi Transportasi Angkut TBS dan Brondolan
di Divisi
Pengangkutan TBS dan Brondolan di divisi dilakukan oleh
petugas khusus yang disebut krani buah. Krani di dalam operasionalnya bertanggung
jawab terhadap mutu sekaligus akurasi jumlah janjang dan /serta brondolan yang
dimuat ke dalam unit kendaraan yang dibawanya. Jika hasil angkut
oleh krani buah dirasa cukup dalam unit tersebut dan hendak diteruskan ke PKS
maka petugas krani buah harus mambuat surat pengatar Buah (SPB). Tugas –tugas
penting krani buah selama pengangkutan di divisi al:
3.4.1. Krani harus mencatat janjang dan maupun
brondolan ke dalam SPB dengan benar
dan
sesuai dengan jumlah actual dalam unit angkut yang dibawa.
3.4.2 . Krani wajib seleksi terhadap TBS
sesuai dengan ketentuan management (klasifikasi kematangan buah). Untuk
brondolan, krani harus mencatat actual kilogram pertumpukan. Jika dijumpai buah mentah di TPH maka harus
dibelah terlebih dahulu. Demikian juga
jika dijumpai janjangan kosong maka tandan / janjang harus diketek.
3.4.3 Janjang dan brondolan yang terangkut
harus bersih dari kotoran ataupun benda asing seperti sampah, gagang buah,
batu, karung brondolan.
3.4.4. Untuk keamanan serta menghindari
buah jatuh tercecer selama di perjalanan, maka armada pengangkutan dilengkapi
dengan jaring pengaman yang standart kebun.
Contoh Surat Pengantar Buah
PT RAMAJAYA PRAMUKTI
RAMA BAKTI ESTATE
SURAT PENGANTAR BUAH
No. Kepada
Yth
Divisi Factory
Manager
Rama-Rama Mill
di
Tempat .
Truck No………
Tahun Tanam
|
No
|
Jumlah
|
Berat
|
Terima Tanggal
|
Jam
|
No . komplek
|
Blok
|
Janjang
|
Dikirim
|
Bruto
|
Tarra
|
Netto
|
|
|
|
|
|
|
|
Tanda
tanggan Tanda
tangan pengangkut tgl……………….
penerima Jam……………..
(………………) (……………….) (…………………)
Krani
Timbang Supir Asst
Divisi
Surat
Pengantar Buah terdiri 3 (tiga) lembar:
warna putih asli untuk file pabrik, warna merah muda untuk file kantor
kebun, warna kuning untuk file divisi. Pengangkutan yang sudah diterima dan
telah ditimbang PKS, maka akan di dapatkan weigbridge card dari PKS dimana akan
diketahui net weight hasil angkut.
3.5.6.Sample
Weighbridge Card
Weigbridge
Card
P.K.S
RAMA-RAMA MILL I034 RRMM A 19207
PT.RAMA JAYA PRAMUKTI
TANDAN
BUAH SEGAR BARANG MASUK NO. A 020720020898
CODE
|
CONSEC NO
|
DATE
|
TIME
|
GM30
|
VEHICLE REG.
|
TBS
|
003752
|
17.01.2003
|
16.39
|
1078KG
|
1 st WEIFHT
|
TBS
|
003753
|
17.01.2003
|
16.43
|
6350 KG
|
2 Bnd
WEIGHT
|
|
4430 KG
|
NET WEIGHT
|
PERKEBUNAN
RAMA BAKTI ESTATE
Supplied by / Buyer :
Quantity :
Transportir :PT RAMA JAYA PRAMUKTI
RAMA BAKTI ESTATE
Contract No :
Delivery Note :
Drever
:
Signature :
Clerk :
3. SARANA JALAN
Jalan sebagai
urat nadi terpenting di perkebunan sebagai sarana transportasi produksi
serta kegiatan umum lainya dilapangan. Dengan kondisi jalan yang baik produksi
dapat lebih mudah keluar, juga biaya perawatan kendaraan lebih murah, karena
kerusakan spare part dapat dihemat, sebaliknya jika jalan rusak maka cost akan
lebih tinggi. Untuk itu diperlukan perawatan jalan yang serius dan rutin.
Sarana jalan harus dapat dilewati oleh kendaraan
angkut buah dalam segala cuaca, oleh karena itu pada musim kering jalan harus
dirawat dengan baik, terutama pembuatan saluran drainase/parit dikiri
–kanan jalan, kalau memungkinkan pada
tempat-tempat yang rawan agar dapat dilakukan pengerasan dengan sirtu atau
krokos, serta dilakukan pemeliharaan jembatan, box culvert, maupun titi-titi
betina sehingga dapat berfungsi setiap saat.
Kakuatan
badan jalan ditentukan oleh kemampuan dan daya dukung tanah. Faktor-faktor
yang membuat seringnya jalan rusak antara lain:
¨
Curah hujan dan frekuensi hari hujan yang tinggi
¨
Muatan unit yang melewati kapasitas beban jalan
¨ Intensitas arus lintas kendaraan terlalu
tinggi
¨
Perawatan jalan yang kurang.
Ada beberapa teknis perawatan
jalan agar kondisi jalan tetap baik antara lain :
4.1. Perawatan jalan manual
Kerusakan jalan dalam skala kecil
dilakukan oleh tenaga manusia. Perawatan
manual dengan cangkul biasanya mengarah kepada lubang/cekungan dimana jika hal
ini tidak segera dilakukan akan terdapat genangan air dibadan jalan dan jalan
semakin rusak. Selain itu pembuatan
saluran air (water drain) menjadi syarat penting agar air tidak menggenang
ditengah jalan yang berakibat jalan lemah dan mudah rusak .
Pada daerah /titi terendah wajib mendapat
pehatian serius dimana air rawan tergenang sehingga pembuatan jembatan maupun
saluran air senantiasa tetap dijaga agar drainase dapat berfungsi maksimal .
4.2. Perawatan dengan Road Greader diikuti oleh Compector /Roller
Di dalam
mengatasi kerusakan jalan agar kerja
Road Greader dan Roller dapat maksimal perlu dilakukan langkah –langkah sbb:
¨ Jalan yang digreader dalam waktu 1 x 24
jam harus diroler, karena jalan lebih padat serta tahan terhadap gangguan alam
seperti hujan.
¨ Bagian jalan titik terendah dilengkapi
water drain, frekuensi sesuai kebutuhan
¨ Diupayakan jalan berbentuk chamber tetapi
tidak terlalu berlebihan karena truk /angkutan dapat terbalik
¨
Collectin Road di greader 3 x1 tahun
¨
Main
Road di greader 6
x 1 tahun
¨
Key
Road digreader 12
x 1 tahun
¨
Bounderies / pringgan di greader 2 x 1
tahun
4.3. Perawatan dengan Minning Bucket
Mining
Bucket adalah alat berbentuk bucket empat persegi panjang yang dioperasikan
dengan traktor dan dapat digerakan secara hydraulic/manual dengan daya beban
maksimal 500 kg ukuran panjang =211 cm, lebar= 62 cm dan tinggi = 47 cm .
Fungsi dan
kegunaan antara lain:
Ø Menyerak tanah /sirtu ditempat lokasi
penimbunan.
Ø Menimbun jembatan, box cuvert dan gorong –gorong
Ø Meringankan kerja Greader dalam menutup
lubang besar dijalan (pot hole)
4.4 Roller / Compector
Adalah suatu alat berbentuk silinder yang
didiopersikan dengan cara ditarik tractor 4 WD. Kegunaan utama yaitu menguatkan
/ mengcompec jalan yang baru di greader ataupun ditimbun . Ukuran panjang = 185 cm, diameter =60
cm dan berat =6000 kg.
4.5.Penimbunan sirtu
Kegiatan timbun jalan
dimaksudkan untuk menambah kondisi jalan semakin kuat sehingga mampu memberikan
daya dukung jalan terhadap beban kendaraan, terlebih saat musim hujan. Dengan pemilihan bahan timbun yang tepat,
penimbunan sebaiknya dikerjakan pada
musim kemarau agar didapatkan hasil yang baik.
F. GREADING TBS
UMUM
Secara agranomi yang menjadi target utama dari usaha perkebunan kelapa sawit adalah menghasikan
CPO dan PKO dengan kuantitas dan kualitas yang maksimal disertai biaya yang
minimal sehingga akan diperoleh keuntungan yang meksimal. Salah satu
langkah yang harus dilaksanakan adalah memastikan bahwa TBS yang dipanen dan
diolah di PKS benar-benar merupakan TBS dengan kematangan yang optimal dimana
kandungan minyaknya maksimal dan kandungan asam lemak bebasnya minimal .
PENGERTIAN
GREADING TBS
Greading
TBS adalah kegiatan menggolongkan TBS berdasarkan tingkat kematangan buah
menurut penggologan dan standar kematangan buah yang telah ditentukan oleh
perusahaan .
TUJUAN GREADING TBS
Greading
TBS bertujuan untuk memperoleh data yang representatif mengenai mutu TBS yang
diolah di PKS yang selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk laporan
sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil langkah –langah yang
diperlukan baik oleh Estate maupuan PKS guna mencapai kuantitas dan kualitas
CPO dan PKO yang maksimal.
PELAKSANAAN GREADING TBS
Pada
umumnya greading dilakukan terhadap TBS yang masuk ke PKS sebelum dituang ke
Loading Ramp, dimana greading tersebut dilakukan oleh team greading PKS dan
disaksikan oleh perwakilan dari Estate. Data yang diperoleh selanjutnya
dimasukkan ke dalam form yang tersedia untuk dilaporkan kepada manajemem
perusahaan. Namun demikian, sebagai pembanding dapat juga greading dilakukan di
lapangan dengan mengambil sample buah yang ada di TPH oleh Asiten Divisi dimana
data yang diperoleh diisikan ke dalam form yang tersedia dan dilaporkan kepada
manajemen kebun.
WAKTU PELAKSANAAN GREADING
Waktu
pelaksanaan greading adalah bersamaan dengan waktu penerimaan TBS atau jam buka
timbangan di PKS yaitu mulai jam 08.00 WIB s.d. 22.00 WIB. Untuk pelaksanaan
greading pada malam hari harus disediakan penerangan yang cukup, yaitu berupa
lampu sorot yang dipasang di sekeliling lantai loading ramp, biasanya untuk
tiap lantai loading ramp di pasang 5 lampu sorot .
TENAGA PELAKSANA GREADING
Untuk
pelaksanaan greading PKS membentuk team greading yang terdiri dari dua regu
masing –masing 4 orang, yaitu 1 ketua regu bersama 3 anggota regu. Petugas yang ditunjuk sebagai team greading
minimal harus tamat SD dan sudah menjalani magang dalam pelaksanaan greading
minimal 3 bulan. Pembentukan team
greading menjadi dua regu bertujuan agar masing –masing regu dapat mengambil
sample truk untuk di greading sesuai urutan yang ditentukan dengan undian yang
diambil setiap harinya. Untuk pengaturan jam kerja petugas greading dibuat
overshift, dimana regu 1 bertugas mulai jam 07.00 s.d. 17.00 WIB dan regu 2
mulai jam 10.00 WIB s.d. selesai greading. Hal ini bertujuan agar jam kerja
petugas greading dalam rentang waktu yang wajar namun tetap efektif, dimana
antara jam 10 .00 s/d 17.00 WIB kedua regu bertugas bersama dan pada selang
waktu tersebut merupakan waktu dimana truk TBS yang masuk ke PKS paling banyak
.
PENGAMBILAN SAMPLE TRUCK YANG DIGREADING
Untuk
memperoleh data greading yang representatif diusahakan sample truck yang
digreading mewakili semua divisi yang mengirim buahnya ke PKS sesuai persentase
buah masing –masing terhadap keseluruhan buah yang masuk dan minimal sample
yang digreading 10 persen dari seluruh buah yang masuk setiap harinya. Untuk itu MAA telah menentukan standar
minimal truck yang diambil sebagai
sample adalah 8 truk per hari dan
penentuan sample truck yang diambil adalah berdasarkan nomor undian yang diundi
setiap pagi sebelum pelaksanaan greading dilakukan. Cara pemgambilan nomor
undian yaitu dengan menggunakan bola pimpong yang dinomori dari 1 sampai 12,
kemudian bola tersebut diambil secara acak sebanyak dua bola oleh salah saorang
petugas greading dengan disaksikan oleh petugs dari Estate sehingga diperoleh
dua nomor 1 dan 5, maka truck pertama yang harus digreading adalah truck urutan
ke satu yang masuk ke PKS diikuti dengan tuck urutan ke lima sebagai sample
kedua. Untuk sample ketiga diambil truck urutan petama setelah greading sample
truck ke dua selesai, berikutnya sebagai
sample ke empat adalah truck urutan ke lima dihitung dari truck sample ke tiga.
Demikian seterusnya sampai selesai pengambilan seluruh sample truck yang
digreading.
Cara
tersebut memastikan bahwa truck yang diambil sebagai sample bukanlah truck yang
sudah diatur sebelumya, namun kelemahan cara tersebut yaitu adanya peluang
sebagian divisi terambil samplenya dalam persentase yang sangat banyak
sementara divisi lain persentase greadingnya sangat sedikit sehingga hasil
greading kurang representatif. Hal ini
dimungkinkan karena jumlah dan frekuensi truck yang masuk dari tiap divisi
sangat bervariasi tergantung kepada jumlah buah yang dikirim dan kapasitas unit
truck yang dapat berbeda untuk tiap divisi.
Divisi yang produksinya banyak tapi kapasitas truknya kecil akan
memiliki frekuensi greading yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan
divisi yang produksinya sedikit dan
kapasitas trucknya besar.
Untuk
mamperoleh data greading yang lebih representatif perlu dibuat schedule harian
greading yang bertujuan memonitor sample gerading masing –masing divisi yang
sudah terambil pada hari –hari sebelumnya sehingga divisi yang sample
greadingnya masih kurang diambil trucknya sebagai sample greading dengan nomor
urut ganjil ( 1.3.4..dan seterusnya ) pada hari greading berikutnya sementara
untuk sample greading dengan nomor urut genap (2,4,6,.. dan seterusnya) tetap
berpedoman pada interval nomor bola undian yang diambil acaknya setiap pagi. Hal ini dimonitor setiap hari, sehingga
diharapkan setiap minggu dan setiap bulannya sample greading yang diambil untuk
tiap-tiap divisi dapat betul-betul mewakili sesuai persentase jumlah buah yang
masuk ke PKS dari masing-masing divisi.
PRESTASI TEAM GREADING
Jumlah
sample yang digreading oleh team greading dalam kondisi normal minimal 8 truck
per hari atau 200 truck per bulan, namun pada hari-hari tertentu dapat juga
mencapai hasil yang kurang terutama jika terjadi hujan lebat dalam waktu yang
lama selama jam greading sehingga tidak memungkinkan bagi team greading untuk
melakukan greading pada saat itu, namun hal ini jarang terjadi. Sebaliknya
sample greading yang diambil dapat juga melebihi jumlah di atas, misalnya pada
saat produksi buah banyak dan lantai loading ramp memungkinkan untuk dilakukan
greading.
TATA TERTIB PELAKSANAAN GRADING
1.
Setiap petugas greading harus menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) yang terdiri dari sepatu boot dan sarung tangan.
2.
Sebelum pelaksanaan greading lantai loading ramp terlebih
dahulu harus dibersihkan dari sisa buah dan benda-benda lain yang dapat
mengganggu penyusunan buah di lantai loading ramp.
3.
Selanjutnya dipersiapkan peralatan untuk pelaksanaan
greading, sebagai berikut :
·
Tojok untuk menyusun buah dan memeriksa kematangan
buah.
·
Kotak
takaran untuk menakar brondolan.
·
Form
isian dan ballpoint untuk mencatat hasil pemeriksaan mutu buah.
4. Selanjutnya dilakukan pengambilan sample
truk dan dicatat keterangan tentang buah yang dikirim dari Surat Pengantar
Buah.
5.
Truk diarahkan ke loading ramp.
6.
Jaring dibuka.
7.
Buah dituang ke lantai loading ramp dan disusun menjadi
tumpukan-tumpukan yang teridiri dari 5 janjang per tumpuk.
8.
Sisa buah yang tidak mencukupi 5 janjang per tumpuk
dipisahkan.
9.
Buah yang sudah disusun dihitung jumlah tumpukannya dan
hasilnya dikali 5 lalu ditambahkan dengan sisa buah yang ada sehingga diperoleh
total janjang yang diterima di PKS dan dicatat dalam form yang tersedia.
10. Buah
yang sudah dihitung lalu diperiksa kematangnnya berdasarkan kriteria berondolan
lepas per janjang dan hasilnya dicatat pada form yang tersedia.
11. Brondolan
ditakar dengan kotak takaran yang sudah disediakan kemudian dihitung tumpukan
hasil penakaran, lalu jumlah tumpukan dikonversi menjadi kilogram dengan cara
jumlah tumpukan dikali dengan berat brondolan per takaran yaitu 40 kg dan
hasilnya dicatat dalam form yang tersedia.
12. Jika
dalam pelaksanaan greading ditemukan hal-hal yang tidak wajar misalnya
ditemukan benda asing terikut TBS, adanya buah tangkai panjang, dan persentase
kematangan buah tidak sesuai dengan standar perusahaan maka hal tersebut
dicatat dalam form yang tersedia dan Assisten Divisi yang mengirim buah
tersebut dipanggil dan dimintai penjelasan dan pertanggungjawaban atas hasil
pemeriksaan greading tersebut.
13. Keseluruhan
hasil greading dicatat dan dilaporkan dengan form laporan yang tersedia.
PENGGOLONGAN KEMATANGAN GRADING TBS
Penggolongan kematangan
TBS dibedakan atas buah normal dan buah abnormal, sebagai berikut
A. Buah Normal
Setiap janjangan
buah normal harus digolongkan sesuai dengan golongan berikut :
a. Buah mentah : memiliki brondolan lepas
kurang dari 3 brondol per janjang.
b. Buah kurang
matang : memiliki brondolan lepas
lebih dari 3 brondol per janjang dan kurang dari standar minimum.
c. Buah matang : memiliki brondolan lepas
antara standar minimum sampai 50 % brondol lepas dari total brondolan per
janjang.
d. Buah terlalu
matang : memiliki lebih dari 50 %
brondol lepas dari total brondolan per janjangn.
e. Janjangn
Kosong : memiliki beberapa
brondolan yang tersebar sampai total brondolan lepas habis sama sekali.
B. Buah Abnormal
Digolongkan buah abnormal apabila memiliki ciri-ciri berikut
:
a. Parthenocarpic :
memiliki lebih dari 75 % total brondolan di permukaan merupakan parthenocarpic
dengan ciri-ciri tidak berminyak dan hitam.
b. Buah Keras (Hardbunch) :
memiliki beberapa brondolan yang tidak mau lepas, berwarna hitam dan
pecah-pecah.
STANDAR MINIMUM
KEMATANGAN TBS
Standar minimum kematangan TBS yang digunakan di Perkebunan
Sinar Mas adalah sbb :
a.
1 (satu) brondolan lepas per kg berat janjang untuk TBS
Plasma..
b.
2 (dua) brondolan lepas per kg berat janjang untuk TBS
Inti.
Sebagai
contoh :
·
Untuk
TBS Plasma dengan berat janjang 15 kg maka standar minimum kematangan 15
berondolan lepas per janjang.
·
Untuk
buah dengan berat janjang 15 kg maka standar minimum kematangan 30 berondolan
lepas per janjang.
STANDAR TINGKAT KEMATANGAN TBS
Standar tingkat kematangan TBS yang
ditargetkan dalam lingkungan Sinar Mas Group adalah sebagai berikut :
KLASIFIKASI %
JANJANG
Buan mentah 0 %
Buah kurang matang < 5 %
Buah matang > 85 %
Buah terlalu matang < 5 %
Janjang Kosong <1 %
Total buah normal > 96 %
Parthrnocarpic < 1 %
Buah keras ( Hordbunch ) <3 %
Total buah abnormal < 4 %
Total 100
%
HAL – HAL LAIN DALAM GREADING TBS
Dalam
greading TBS, selain kematangan buah ada beberapa hal lain yang juga menjadi
objek pemeriksaan yaitu adanya buah yang rusak akibat dimakan tikus, buah
tangkai panjang dan adanya benda –benda asing (foreign matter) yang terikut
bersama TBS yang dikirim ke PKS
Adanya
buah yang dimakan tikus akan menurunkan ratio brondolan per janjang yang secara
tidak langsung menurunkan rendemen minyak dan inti sawit, di samping itu juga
memberikan informasi kondisi serangan hama
tikus di blok/ divisi yang mengirimkan buah tersebut.
Adanya
buah tangkai panjang akan menurunkan rendemen minyak sawit karena menambah
berat tandan tanpa menghasikan minyak dan juga akan menyerap minyak dari
brondolan pada saat perebusan maupun perontokan brondolan di dalan
tresher. Adanya benda –benda asing akan
menurunkan rendemen minyak sawit karena manambah berat tanpa menghasilkan
minyak dan juga dapat menyebabkan kerusakan bagian –bagian mesin pengolahan di
pabrik.
LAPORAN GREADING TBS
Laporan
greading TBS dibuat setiap hari segera setelah selesai dilakukan greading dan
dilaporkan kepada Manager Kebun dan Manager Pabrik setelah diperiksa oleh
Asistan Greading dan Asisten Laboratorium.
Selanjutnya dibuat rekapitulasi laporan mingguan dan bulanan untuk di
laporkan kepada RC /PC dan Manajemen Pusat
Selain
hasil pemeriksaan terhadap mutu buah seperti diuraikan diatas dalam laporan
bulanan, greading juga dicantumkan hasil analisa laboratorium yang mencakup
losses CPO dan PKO, persentase FFA/ ALB, OER (Oil Exraction Rate), KER (Kernel
Extractioan Rate), total produksi TBS yang masuk dan diolah di PKS, total
produksi CPO dan PKO pada bulan tersebut, serta perbandingannya dengan budget
sehingga diperoleh gambaran hubungan
antara mutu buah yang dihasilkan oleh kebun dan proses pengolahan yang
dilakukan di pabrik dengan pencapaian kuantitas dan kualitas produksi CPO dan
PKO yang di targetkan oleh perusahaan.
PRAKIRAAN
BUAH.
Prakiraan buah diperlukan
untuk mengetahui persediaan TBS di kebun pada masa mendatang yang digunakan
dalam perencanaan produksi, kebutuhan tenaga panen, transportasi, rencana
pengolahan di pabrik , dan perhitungan tingkat penjualan .
Sensus produksi tidak diperlukan.
Penghitungan prakiraan buah dilakukan oleh EM setiap tanggal 28 (Februari
26) menghitung ramalan produksi
untuk bulan berikutnya dengan cara
sebagai berikut :
a. Ramalan dibuat per divisi berdasarkan produksi aktual 10 hari sebelumnya. (kolom 2)
b. Prediksi
peningkatan/penurunan produksi (kolom 3) dibuat berdasarkan masukan dari
asisten divisi. Data ini untuk mengantisipasi faktor-faktor yang mungkin
terjadi pada bulan berikutnya terhadap produksi.
c. Ramalan produksi per hari
kerja bulan ini (kolom 4) dicantumkan berdasarkan penjumlahan kolom 2 dengan
kolom 3.
d. Ramalan produksi bulan ini
(kolom 6 ) merupakan data pengalian kolom 4 dengan kolom 5.
e. Ramalan produksi diberikan
kepada RC setiap tanggal 29 (bulan Februari pada tanggal 27).
f. RC mengirimkan ramalan
produksi kepada AAA masing - masing PSM setiap tanggal 30 (Februari pada tanggal
28 ) dan diberi tembusan kepada CEO, DMDA dan ADH
Tabel . Ramalan
produksi TBS
Kebun :………
Bulan :………